17 Desember, 2007

Antara PON XVII dan Industri Olah Raga

SELAMA tiga hari tepatnya 20-23 Februari lalu, wartawan olah raga Koordinatoriat KONI Pusat melakukan kunjungan jurnalistik ke Samarinda, Kaltim. Tujuannya melihat dari dekat persiapan Kaltim menjadi tuan rumah PON XVII/2008. Secara kebetulan dalam waktu bersamaan di Samarinda berlangsung rapat paripurna nasional (Raparnas) KONI Pusat ke-30. Namun, tugas utama para wartawan Senayan ini meninjau fasilitas olah raga yang sudah, sedang dan akan dibangun.

Kaltim berpenduduk 3,2 juta jiwa dan memiliki sumber kekayaan alam berupa minyak, gas dan kayu ini lebih siap untuk menggelar PON XVII/2008 dibanding Sumsel ketika menjadi tuan rumah PON XVI/2004 lalu. Fasilitas pendukung lainnya seperti perhotelan dan fasilitas telekomunikasi sudah disiapkan secara matang. Bahkan, persiapan ini sudah dilakukan sejak dua tahun lalu. Tidak hanya Menpora Adhyaksa Dault, S.H. dan Ketua Umum KONI Pusat Agum Gumelar terkesima. Seluruh peserta Raparnas KONI yang berasal dari 32 daerah plus 52 induk organisasi olah raga serta para wartawan olah raga Koordinatoriat KONI Pusat pun dibuat kagum.

Bahkan, Menpora menyebut Kaltim tidak hanya siap menjadi tuan rumah PON tetapi juga SEA Games. Dengan menelan biaya hampir Rp 1 trilyun yang sebagian besar diambil dari APBD Kaltim, propinsi yang membawahi tujuh daerah tingkat dua (kabupaten/kota) ini telah mencanangkan tekad besar yakni melalui PON XVII/2008 nanti Kaltim siap menjadi salah satu pusat industri olah raga di Indonesia.

Berlebihankan itu? Masyarakatnya memberikan dukungan penuh meski untuk menjadi tuan rumah PON XVII tidak sedikit dana yang harus dikeruk. Walaupun dibebankan dari APBD, masyarakat tidak merasa terbebani. Ini dikarenakan, tingkat perekonomian masyarakat di Kaltim boleh dibilang cukup subur. Bahkan, ada beberapa daerah di tingkat Kabupaten seperti di Kutai Kartanegara, sekolah dan kesehatan diperoleh secara gratis.

Ketua Umum PB PON XVII/2008, Suwarna Abdul Fattah yang juga Gubernur Kaltim mengakui dana bukan persoalan besar baginya. Fasilitas olah raga yang dibangun semuanya berstandar internasional. Suwarna menyadari bahwa Kaltim suatu saat juga harus siap menjadi penyelenggara kegiatan multieven tingkat internasional seperti SEA Games. Pemda Kaltim kemudian membentuk suatu badan pengelola yang bertugas memelihara dan mengoperasionalkan fasilitas olah raga tersebut. Kawasan olah raga di Kaltim dan Samarinda khususnya dikomersilkan kepada masyarakat umum. Kini sudah 50 persen sudah siap pakai terutama yang ada di Samarinda seperti di kawasan Bumi Olahraga Sempaja (BOS). Sementara yang 50 persennya diharapkan sudah selesai pada 2007. Bahkan, pada tahun 2007 itu akan digelar Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas). Memang sempat ada kekhawatiran yang muncul di benak para peserta Raparnas KONI tentang pelaksanaan PON XVII di Kaltim ini. Soalnya, di balik kesiapan Kaltim ada riak hebat. Riak hebat itu adanya perseteruan antara Gubernur Kaltim Suwarna Abdul Fatah dan mantan Bupati Kutai Kartanegara yang juga Ketua Umum KONI Kaltim, Syaukani HR.

Pertikaian yang sesungguhnya berawal dari pentas politik itu berimbas hingga ke bidang olah raga. Fakta itu tak bisa dielakkan terutama oleh Suwarna AF. Buktinya pada Raparnas KONI ke-30, Syaukani HR tidak hadir dengan alasan sakit. Padahal, menurut sebuah sumber, Syaukani ada di Jakarta dan sengaja tak hadir dalam kegiatan tahunan KONI Pusat itu sebagai wujud ketidakakurannya dengan Suwarna. Namun, Suwarna menjamin pelaksanaan PON XVII/2008 tak akan terganggu oleh adanya perseteruannya dengan Syaukani. Orang nomor satu di Kaltim ini mengatakan masalahnya dengan Syaukani jangan dibawa-bawa ke olah raga. (sumber Bali Post)

Tidak ada komentar:

PROFIL X-POSE

Foto saya
Situbondo Jawa Timur, Email: xpose_news@yahoo.com, Indonesia
PENDIRI: PEMIMPIN REDAKSI / UMUM: ARI SYAMSUL ARIFIN. REDAKTUR PELAKSANA ONLINE: DIDIK BINTARA H. REPORTER: ANIES SEPTIVIRAWAN + CREW X-POSE