31 Januari, 2008

Parlemen Turki Akan Izinkan Pemakaian Jilbab di Universitas


Para anggota parlemen Turki akan menyerahkan sebuah proposal kepada badan legislatif itu hari Selasa untuk mencabut larangan yang sudah sepuluh tahun bagi perempuan mengenakan kerudung di universitas.

Partai Keadilan dan Pembangunan atau AK yang berkuasa dan Partai Gerakan Nasionalis atau MHP sayap kanan menyerahkan RUU itu hari Selasa setelah tawar-menawar mengenai rincian rencana itu Senin malam.

Kedua partai mempunyai cukup suara untuk dengan mudah menyetujui langkah itu. Tetapi beberapa anggora parlemen kemungkinan akan menantang proposal itu, yang menurut mereka melanggar tradisi sekuler Turki.

Presiden Turki, Abdullah Gul, mendukung proposal itu dan mengatakan semua universitas seharus terbuka untuk semua kepercayaan dan pandangan. Amendemen yang diusulkan itu akan membolehkan mahasiswa berkerudung asalkan diikat dibawah dagu, sehingga membuat wajah lebih terekspos.

Perubahan ini tidak berlaku bagi dosen atau pegawai negeri. Burqa yang menutup sekujur tubuh, tetap dilarang.

29 Januari, 2008

PANDANGAN

Pengajian BangbangWetan


Budawayan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) menilai, saat ini bangsa Indonesia tak memiliki sikap yang jelas, sehingga banyak yang tidak bisa membedakan antara bangga dengan malu.

"Kita ini sering tidak tahu kapan harus bangga dan kapan harus malu. Mestinya kita malu, malah bangga. Kita tidak bisa membedakan pantat dengan muka," katanya pada pengajian "BangbangWetan" di Balai Pemuda Surabaya, Rabu malam, yang berlangsung hingga Kamis dinihari.

Suami penyanyi Novia Kolopaking itu tidak menyoroti ketidakjelasan sikap masyarakat kita bukan hanya dalam konteks persoalan sosial, melainkan juga dalam hal keagamaan.

"Sampeyan (anda) itu kan Sun`ah, gak jelas apakah Sunni atau Syiah. Kadang ya rodok (agak) PKI. Yang Islam kadang agak Kristen, kadang agak Katolik, sebaliknya yang Katolik kadang ya agak NU (Nahdlatul Ulama)," katanya, disambut tawa jemaahnya.

Karena itu, ia mengajak jemaahnya untuk melakukan muhasabah (penghitungan) ulang atas rencana masa depan dari bangsa ini. Melalui pengajian yang dijadwalkan dilaksanakan setiap bulan sekali itu, Cak Nun mengajak mereka untuk memikirkan masalah tersebut.

"Ayo kita hitung sama-sama. Kalau sampeyan itu ponakannya SBY atau sampeyan adiknya Pak Imam (Gubernur Jatim Imam Utomo, Red) gak apa-apa gak mikir. Wong saya sama sampeyan ini tidak ada yang mikirkan," katanya.

Pada kesempatan itu ia mengajak masyarakat Surabaya dan Jawa Timur untuk bangkit menata masa depan bangsa ini. Masyarakat Jatim jangan lagi banyak berharap ke Jakarta sebagai pusat kekuasaan karena realiatasnya tidak banyak memberikan arti.

"Mau berharap apa dari Jakarta? Tidak bisa. Karena itu ayo kita berhitung dan mempersiapkan diri. Sekarang ini eranya Timur," katanya, seraya menyebut berputarnya sejarah dari zaman kerajaan hingga runtuhnya kekuasaan Soeharto.

Cak Nun mengemukakan, pola pengajian yang santai dan tidak hanya mengandalkan pengetahuan dari para pembicara itu akan dilaksanakan setiap bulan sekali. Namun demikian, ia mempersilahkan kepada masyarakat untuk mengoreksinya.

"Saya menyediakan waktu untuk sampeyan di sini selama satu tahun sesuai jadwal yang kita susun. Tapi kalau menurut sampeyan, bulan depan tidak perlu, ya cukup edisi perdana ini saja. Kalau sampai enam bulan, ya silahkan. Forum ini milik sampeyan," katanya.

Ia mengemukakan, dirinya tidak memiliki dukungan sponsor untuk menggelar kegiatan tersebut, melainkan hanya mengandalkan sumbangan dari anggota masyarakat yang peduli dan menginginkan kegiatan tersebut berjalan.

Pengajian "BangbangWetan" itu juga diisi oleh pengamat sosial Prof Dr Hotman M Siahaan, pelawak Kartolo dan Priyo Aljabar serta seorang perempuan asal Australia bernama Jema. Penyair D Zawawi Imron yang dijadwalkan mengisi pengajian ternyata tidak hadir.

"BangbangWetan" merupakan kependekan dari "Abang-abang teko Wetan" (bahasa Jawa yang berarti, merah-merah dari timur). Kalimat itu mengartikan adanya cahaya kemerahan dari timur sebagai lambang akan munculnya pencerahan. [TMA, Ant] Gatra.com
PAK HARTO DIMAKAMKAN


Presiden SBY melakukan penimbanan tanah ke liang lahat, pada pemakaman mantan presiden Soeharto, di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (28/1) siang. (foto: anung/presidensby.info)


Karanganyar: HM Soeharto, mantan Presiden RI, dimakamkan di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (28/1) siang. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertindak sebagai Inspektur Upacara. Jenasah almarhum dimakamkan tepat di samping makam Ibu Tien Soeharto.

Upacara pemakaman diawali laporan Komandan Upacara, Kolonel Inf Asep Subarkah, kepada Inspektur Upacara. Selanjutnya Sekretaris Militer, Mayjen TNI Bambang Soetedjo membacakan riwayat hidup almarhum, dan pembacaan Apel Persada oleh Inspektur Upacara, disusul tembakan salvo satu kali mengiringi penurunan jenasah ke liang lahat. Kemudian dilakukan tabur bunga dimulai dari keluarga, sementara Presiden SBY selaku Irup melakukan penimbunan liang lahat, dan terakhir pembacaan doa.

Usai prosesi pemakaman, Irup dalam sambutannya mengatakan bahwa bangsa Indonesia telah kehilangan salah seorang putera terbaik bangsa , seorang pejuang setia, prajurit sejati, dan seorang negarawan terhormat."Kita hadir di sini, di pemakaman keluarga Astana Giri Bangun, Karanganyar ini untuk memberikan penghormatan terakhir melalui upacara kenegaraan. Upacara ini kita selenggarakan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan dari negara dan pemerintah atas jasa , dharma bakti serta pengabdian almarhum kepada negara dan bangsa semasa hidupnya," ujar Presiden.

Sementara itu, Siti Hardiyanti Rukmana mewakili keluarga menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak atas segala perhatian dan bantuannya hingga almarhum dimakamkan. "Kami sadar biar bagaimanapun almarhum H. Mohammad Soeharto adalah manusia biasa yang memiliki kelebihan dan kekurangan, dan tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu harapan kami jika almarhum telah melakukan kebaikan maka kiranya Allah menambahkan kebaikannya, dan apabila pernah berbuat salah maka kiranya Allah mengampuninya. Dan kami juga mohon kiranya bapak-bapak dan ibu-iabu sekalian berkenan memaafkan kesalahan dan kekhilafan almarhum," kata Tutut.

Tampak hadir dalam upacara pemakaman mantan presiden kedua ini, antara lain Wakil Presiden M.jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla, Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita, Wakil Ketua DPD Aksa Mahmud, Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,Wantimpres, beberapa Duta Besar negara sahabat, para pejabat negara, pimpinan TNI dan Polri, serta Mantan Pangab Jenderal (purn) Wiranto dan mantan Ketua DPR-RI, Akbar Tanjung. (win)

REPORTASE

Cak Nun: Pak Harto Legowo Mundur

Almarhum mantan Presiden Soeharto menyisakan kenangan bagi banyak pihak. Salah satunya budayawan Emha Ainun Najib. Pria yang akrab disapa Cak Nun ini terlibat dalam peristiwa menjelang mundurnya Pak Harto sebagai presiden pada 21 Mei 1998.

Pada 16 Mei 1998, Cak Nun bersama almarhum Nurcholis Madjid, mantan Menteri Agama Malik Fadjar, serta enam tokoh politik lain menuliskan surat yang meminta Pak Harto segera mengundurkan diri sebagai presiden. "Surat itu diberi judul khusnul khotimah. Ada empat formula yang intinya minta Pak Harto mundur," kata Cak Nun dalam dialog In Memoriam Pak Harto di Studio Liputan 6 SCTV, Jakarta Selatan, Senin (28/1) pagi.

Pada 18 Mei 1998, surat tersebut diserahkan kepada Pak Harto melalui Menteri Sekretaris Negara saat itu Saadilah Mursyid. Pak Harto menerima surat dengan baik dan menyatakan siap mundur. "Setelah Isya, Pak Harto menelepon saya dan Cak Nur untuk menjamin keamanan peralihan kekuasaan jika dia turun," ujar Cak Nun.

Menurut Cak Nun, Pak Harto dengan mudah menuruti permintaan sembilan tokoh karena dirinya menyadari rakyat Indonesia tak ingin Pak Harto menjabat presiden. Pak Harto, lanjut Cak Nun, tidak merasa tegang maupun emosional terkait surat tersebut. Pak Harto sangat legowo atau menerima apa pun yang dikehendaki rakyat. "Pak Harto tak takut dengan mahasiswa atau militer. Pak Harto justru takut kemarahan rakyat yang out of control," tutur Cak Nun.

Sekadar informasi, beberapa hari menjelang lengesernya Pak Harto, Ibu Kota diwarnai aksi demontsrasi, kerusuhan, dan penjarahan besar-besaran. Bahkan, gedung MPR/DPR dikuasai ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Sejumlah jalan protokol diblokade aparat keamanan.

Cak Nun menambahkan, Pak Harto sebenarnya sudah siap mundur pascakerusuhan 14 dan Mei 1998. Pak Harto kemudian makin mantap untuk mundur sejak 18 Mei 1998. Namun, Pak Harto baru menyatakan pengunduran diri secara resmi tiga hari kemudian. "Itu pun diperkuat dengan masukan dari berbagai pihak terdekatnya," jelas Cak Nun.

Dalam kesempatan sama, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Sugeng Sarjadi Syndicate Sukardi Rinakit menilai keputusan Pak Harto mundur sangat tepat. Terlebih, kondisi politik, ekonomi, serta keamanan saat itu tidak menentu. "Saya melihat Pak Harto ikhlas dengan tindakannya. Sebab, pada dasarnya Pak Harto tak ingin ada pertumbahan darah di level warga sipil," ujar Sukardi yang kerap bertemu Pak Harto.(RMA/Rosianna Silalahi) Sumber: liputan6.com

KELUARGA WIJI THUKUL

MENOLAK PENGIBARAN BENDERA SETENGAH TIANG

DAN TETAP MENUNTUT PERTANGGUNGJAWABAN KEJAHATAN SOEHARTO DALAM KASUS PENGHILANGAN PAKSA AKTIVIS ANTI ORDE BARU


Hari ini, Soeharto telah dikuburkan di liang lahat, namun itu bukan berarti menguburkan kasus-kasus kejahatan kemanusiaan yang menjadi tanggungjawabnya selama Soeharto memerintah negeri ini selama 32 tahun. Opini yang berlebihan dan mobilisasi puja-puji terhadap Soeharto tidak membuat kami, keluarga Wiji Thukul (korban penghilangan paksa 1997-1998), berubah sikap. Tindakan Pemerintahan SBY-JK yang memerintahkan pengibaran bendera Merah Putih setengah tiang adalah kebijakan yang berlebihan dan menyakiti hati jutaan rakyat Indonesia yang menjadi korban pelanggaran hak-hak sipil politik dan hak-hak ekonomi sosial budaya semasa Soeharto berkuasa. Hingga saat ini, kami, selaku adik kandung, istri, dan anak-anak Wiji Thukul, tidak pernah melupakan kebengisan kekuasaan Soeharto melalui aparat militer yang mengobrak-abrik rumah kami, mencuri buku-buku dan koleksi kaset kami dan membuat orang yang kami cintai, Wiji Thukul, hilang tak tentu rimbanya.

Untuk itu, sebagai bagian dari korban kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Soeharto, kami, keluarga Wiji Thukul, menolak mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang dan akan terus berjuang bersama seluruh korban menuntut pertanggungjawaban kejahatan kemanusiaan Soeharto, terutama untuk kasus penghilangan paksa aktivis anti Orde Baru.

Solo � Jakarta, 28 Januari 2008

Dyah Sujirah/Sipon (istri Wiji Thukul)

0817250854

Wahyu Susilo (adik kandung Wiji Thukul)

08129307964

Fitri Nganthi Wani (anak Wiji Thukul)

Fajar Merah (anak Wiji Thukul)


Kunjungi blog aku di:
http://titiana- adinda.blogspot. com/

KELUARGA WIJI THUKUL

MENOLAK PENGIBARAN BENDERA SETENGAH TIANG

DAN TETAP MENUNTUT PERTANGGUNGJAWABAN KEJAHATAN SOEHARTO DALAM KASUS PENGHILANGAN PAKSA AKTIVIS ANTI ORDE BARU


Hari ini, Soeharto telah dikuburkan di liang lahat, namun itu bukan berarti menguburkan kasus-kasus kejahatan kemanusiaan yang menjadi tanggungjawabnya selama Soeharto memerintah negeri ini selama 32 tahun. Opini yang berlebihan dan mobilisasi puja-puji terhadap Soeharto tidak membuat kami, keluarga Wiji Thukul (korban penghilangan paksa 1997-1998), berubah sikap. Tindakan Pemerintahan SBY-JK yang memerintahkan pengibaran bendera Merah Putih setengah tiang adalah kebijakan yang berlebihan dan menyakiti hati jutaan rakyat Indonesia yang menjadi korban pelanggaran hak-hak sipil politik dan hak-hak ekonomi sosial budaya semasa Soeharto berkuasa. Hingga saat ini, kami, selaku adik kandung, istri, dan anak-anak Wiji Thukul, tidak pernah melupakan kebengisan kekuasaan Soeharto melalui aparat militer yang mengobrak-abrik rumah kami, mencuri buku-buku dan koleksi kaset kami dan membuat orang yang kami cintai, Wiji Thukul, hilang tak tentu rimbanya.

Untuk itu, sebagai bagian dari korban kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Soeharto, kami, keluarga Wiji Thukul, menolak mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang dan akan terus berjuang bersama seluruh korban menuntut pertanggungjawaban kejahatan kemanusiaan Soeharto, terutama untuk kasus penghilangan paksa aktivis anti Orde Baru.

Solo � Jakarta, 28 Januari 2008

Dyah Sujirah/Sipon (istri Wiji Thukul)

0817250854

Wahyu Susilo (adik kandung Wiji Thukul)

08129307964

Fitri Nganthi Wani (anak Wiji Thukul)

Fajar Merah (anak Wiji Thukul)


Kunjungi blog aku di:
http://titiana- adinda.blogspot. com/

25 Januari, 2008

HAK JAWAB

Yth,Saudara Pimred Tabloid X-Pose

Di

Tempat

Sehubungan denga adanya Berita X-Pose Edisi 12 S/d 5 February 2008 , Saya Mohon Hak Jawab Ini segera di terbitkan , hal ini juga terkait dengan UU Nomor 40 / 1999, berita di koran anda tersebut hanyalah rekayasa dari beberapa pihak yang sangat membenci keberadaan saya dan orang yang di maksud di foto tersebut tepatnya halaman 14 dengan Judul BEREDAR FOTO MESUM DI BONDOWOSO , "Di Duga Ibu Bayangkari dan Staf Dinas Pasar" , sesuai dengan kenyataan di lapangan , saya bersama orang yang di maksud dalam foto tersebut saat itu hanyalah bergurau ( Bersenda gurau ) , akan tetapi tahu-tahu di foto oleh teman saya yang bernama Bu Marta Warga Desa Tapen Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso , di simpan beberapa lama oleh Bu Marta ( Di HPnya dia dan katanya untuk kenang-kenangan ) ternyata saat bertemu dengan seorang wartawan X-Pose sehingga Foto tersebut langsung di masukkan di Tabloid X-Pose "Tanpa Adanya Konfirmasi" , Oleh karena itu saya bersama dengan orang yang di maksud dalam foto tersebut merasa sakit hati dan kami merasa bahwa semua ini hanyalah Rekayasa seseorang untuk menjelekkan nama baik kami , untuk ini saya bersama orang yang di maksud dalam foto tersebut mengirimkan Hak Jawab bahwa Berita itu tidak benar adanya , kami menginginkan nama baik kembali seperti sedia kala , sampai beberapa edisi .


Sesuai dengan UU Nomor 40 tahun 1999 yang isinya juga menyebutkan tentang Hak Jawab yang harus segera di masukkan juga dalam edisi selanjutnya sampai nama baik saya dan orang lain yang di maksud dalam Foto berita tersebut kembali seperti semula .


Sehubungan dengan berita dari Koran Tabloid X-pose Edisi 12 S/D 5 February 2008 dengan Judul BEREDAR FOTO MESUM DI BONDOWOSO , Di duga Ibu Bayangkari dan staf Dinas Pasar “ halaman 14 , hal ini secara benar dan sangat akurat dengan kenyataan yang ada bahwa saya adalah orang yang Fotonya di masukkan dalam berita tersebut telah merasa sakit hati dan berita tersebut benar-benar tidak sesuai dengan kenyataan yang ada . Seperti yang sudah di kutip di dalam berita tersebut, saya dan orang lain yang di maksud benar-benar ,merasa di rekayasa dan atau di permainkan , artinya : Berita tersebut tidak benar adanya
Dalam Foto tersebut memang pernah ada tapi dalam keadaan yang terpaksa, artinya …. Saat itu saya dan orang yang di maksud dalam keadaan sedang bersenda gurau kemudian tahu-tahu ada seorang teman saya yang bernama Marta warga Desa Tapen Kabupaten Bondowoso telah memfoto dan telah menyimpan foto tersebut sampai beberapa lama , kemudian ada seorang wartawan yang juga masuk dalam keanggotaan Koran Tabloid ini kemudian memasukkannya tanpa mengkonfirmasi kami, sehingga sebagai warga Negara Indonesia yang taat akan Hukum yang berlaku di Negara kita kami juga mengirimkan Hak Jawab dan dalam waktu dekat akan segera kami angkat ke Meja Hijau , demikian hak jawab kami kirimkan dan kami mohon untuk segera di terbitkan sesuai dengan UU Nomor 40 Tahun 1999, sampai nama baik kami kembali pulih seperti sedia kala.




Pengirim dan juga korban

Tuti Handayani - Bondowoso

Beredar, Produk Makanan Kadaluarsa di Media Swalayan

Dalam sepekan terakhir berbagai produk makanan yang sempat merugikan sejumlah konsumen telah beredar di pasaran. Dan hal tersebut terbukti pada produk yang dipajang dan dijualn serta dikonsumsi oleh sejumlah konsumen di berbagai kalangan. Berbagai informasi yang berhasil dihimpun tabloid X-pose menyebutkan bahwa salah satu produk makanan yang masa edar tanggalnya telah melewati batas waktu/telah kadaluarsa yakni di sebuah Media Swalayan di jalan Akhmad Yani. Sebuah produk makanan tersebut yakni berupa makanan snack yang sudah kadaluarsa tanggalnya dan sempat menelan korban sakit mencret. Korban tersebut yakni, Fauzi (34), warga Dusun Lugundang, Desa Talkandang, Kecamatan Kota, Situbondo, Jawa Timur.

“Yang makan pertama kalinya adalah istri saya, namun setelah makan snack tersebut selang beberapa jam, tiba-tiba perut istri saya dan saya terasa mules-mules dan istri saya sempat sakit selama tiga hari,” ujar Fauzi yang dibenarkan istrinya kepada Tabloid X-pose beberapa waktu lalu di rumahnya.

Saat tabloid X-pose berupaya mengkonfirmasikan seputar hal tersebut kepada pihak Media Swalayan, Supervisor yang beriinisial Ww (42) mengatakan,”Barang tersebut bukanlah produk kami, kami juga dari distributor pak, maka jangan salahkan kami jika ada salah satu produk makanan yang melewati pada tanggalnya/kadaluarsa, jadi itu bukan tanggung jawab kami,” ujarnya kepada Tabloid X-pose di Media Swalayah beberapa waktu lalu

Sementara itu ketika Tabloid X-pose berupaya mengkonfirmasikan seputar hal tersebut kepada pihak Kepala Bidang (Ka-Bid) Penyehatan Lingkungan, Supratiknyo mengatakan,”Wah, itu pasti ulahnya para distributor, mas. Kalau swalayan-nya nggak mungkinlah, karena kebanyakan hal serupa yang kami temukan di lapangan selalu hal itu adalah ulahnya para distributor. Sebab, kami selalu menemui hal yang sama saat kami mengadakan sweeping makanan bersama tim gabungan di sebuah pasar di Panarukan, kami di situ menemukan dua produk kadaluarsa, produk itu berupa kecap yang sudah kadaluarsa, penyebabnya ya ulahnya sang distributor itulah, okelah terima kasih atas informasi anda ini pasti akan kami tindaklanjuti kepada pihak terkait seperti Badan Peneliti Obat-obatan & Makanan (BPOM), dan kami akan memeberikan tindakan serta sanksi,” ujar Supratiknyo kepada tabloid X-pose di ruang kerjanya beberapa waktu lalu. (ans)

24 Januari, 2008

DIDUGA TUKANG SANTET,RUMAH DI HANCUR MASSA

Nasib sial tengah menimpa Wahab (50 thn) warga desa Maduran kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur (Jatim). Pria paruh baya asal pulau Madura, yang sudah puluhan tahun menghuni pesisir Besuki ini rumahnya dirusak oleh ratusan massa di daerah setempat. Tidak hanya itu, perahu miliknya satu-satunya yang sehari-hari digunakan untuk mengais ikan di laut dibakar oleh ratusan masa tersebut.

Menurut Pak Wahab, saat ditemui di kantor Polsek Besuki kepada X-pose mengatakan, “ bukan hanya rumah saya yang dirusak dan perahu saya dibakar, tapi mereka juga mengambil uang saya Rp.7 juta, dua VCD, dan burung perkutut peliharaan saya di ambil. Habis membakar perahu saya, mesin diesel perahu juga di ambil. Yah..gak pa apalah mas, hanya Allah yang Maha tahu, saya sudah pasrah dan masalah ini saya serahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum “, jelas Pak Wahab dengan wajah sedih pada X-pose.

Sebelumnya Pak Wahab sudah menerima informasi dari tetangganya, bahwa rumahnya akan di bakar oleh massa. Akhirnya Pak wahab melaporkan ke Polsek Besuki. “ Yang jaga Cuma dua orang anggota mas, yang lain pada libur nyambut Tahun Baru, massa sudah ngamuk duluan “, imbuhnya. Sebelum kejadian, Pak Wahab kedatangan tamu membawa secawan air putih untuk minta doa penyembuhan tetangganya yang sakit. “Ya saya tanya, untuk apa membawa air untuk menyembuhkan orang sakit, saya bukan dukun kok mas..”, sambung wahab.

Salah satu anggota Polsek Besuki, kepada X-pose mengatakan, “kasus ini sudah di tangani Kapolsek, yang jelas kasus ini akan terungkap siapa pelaku di balik semua ini”

jelas anggota polsek Besuki yang enggan namanya di sebutkan. (ans)

Pengakuan Kontroversial Sang Pelacur Tuhan





Tidak seorang pun di dunia ini ingin memiliki jalan hidup yang buruk. Termasuk Carla van Raay. Namun ketikatakdirmenggariskan demikian bagi perempuan itu, seolah tak tersedia pilihan lain kecuali menjalani dengan pelbagai pertanyaan yang dibangun dari trauma masa kecilnya. Ada sejumlahkesalahandari awal yang dipercaya membuat hidupnya penuh kepedihan.

Nenek Carla melakukan hubungan seks pranikah dan melahirkan ibu Carla. Peristiwa ledakan petir yang membuat neneknya buta dianggap sebagai bentuk hukuman Tuhan. Di kemudian hari, Carla pun tahu bahwa ibunya hamil sebelum menikah dengan ayahnya. Dari sanalah Carla melihat tanda-tanda kegelapan yang bermuasal dari urusan dosa seksual.

God’s Callgirl. Dari judulnya saja, buku itu sudah mengundang kontroversi. Demikianlah Carla van Raay, yang telah menuliskan kisah hidupnya secara jujur dan blak-blakan. Buku itu menjadi best seller di Australia melalui penerbit Harper Collins dan kini diterbitkan dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit Hikmah. Berbeda dengan memoar lain, ada aroma sastra yang membuat buku ini nikmat dibaca.

Carla van Raay lahir tahun 1938 di kota kecil Tilburg, Belanda. Di masa itu perang sedang berkecamuk. Tapi bukan kondisi itu yang membuat gadis kecil
Carla merasa sangat menderita dan ketakutan. Ia mengalami pelecehan seksual dari orang yang dihormati dan dipujanya, ayahnya sendiri, pada usia 3 tahun! Rahasia itu disimpannya hingga masuk SD. Ingatan buruk itu digambarkan begitu jelas, bagaimana pada malam hari sang ayah mendatangi tempat tidurnya dan memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya setelah menciumi seluruh wajahnya penuh nafsu. Kejadian traumatik itu berulang terus-menerus, memengaruhi kehidupannya hingga dewasa. Baginya, sang ayah seperti tokoh dengan pribadi ganda seperti Dr. Jekyll dan Mr Hyde. Ia bisa begitu baik, penolong, dan menunjukkan perilaku heroik, namun di sisi lain, saat hasrat seksual tak dapat dipenuhi oleh istrinya, jadi sangat menakutkan.

Pada tahun 1950, keluarganya pindah ke Australia. Selepas SMA, usia 18 tahun, Carla memutuskan menjadi biarawati. Tiga belas tahun hidup sebagaipelayan Tuhanternyata tidak membuat pikirannya terang-benderang. Ia hanya menemukan konsep dosa yang serba menakutkan dari para pastor dan seniornya. Seks dan agama, tampaknya memang dua kutub yang berseberangan namun salingmenggodasatu sama lain. Selalu ada pengkhianatan di antara keduanya. Carla sama sekali tidak melihat kejujuran mengenai seks dalam kehidupan biarawati, karena doktrin mengenai dosa justru acap digunakan untuk intimidasi. Akhirnya Carla melanggar sumpah dan memutuskan keluar dari lingkungan gereja.

Selepas dari biara, Carla menjalani hidup normal dengan menikah dan mempunyai anak, akan tetapi itu pun tak bertahan lama. Ada ketidakpuasan, terutama terkait dengan dorongan seksualnya, membuat ia memilih bercerai dan akhirnya… memasuki kehidupan yang sangat bertolak belakang secara moral: menjadi pekerja seks komersial. Pilihannya itu juga demi membiayai kehidupan bersama anak perempuannya.

Carla menyebut dirinya menjadi pelacur Tuhan, setelah ia bekerja sendiri, bebas dari germo. Terinspirasi dari lukisan pada vas Cina yang menggambarkan persetubuhan antara biarawati yang berpakaian lengkap dengan laki-laki pelbagai profesi, termasuk pelajar lajang. Benaknya segera merangkai cerita berupa pembenaran untuk perilakunya sebagai pelacur. Para biarawati itu membutuhkan para pria dan menggunakan seks sebagai meditasi kepada Tuhan. Biarawati (mungkinkah dalam agama Buddha di Cina?) dan lelaki yang membutuhkan chi wanita, berbagi emosi yang tepat dalam membangkitkan energi fisik dan spiritual. Sejak itu Carla membayangkan dirinya sebagai pelayan hasrat murni pelanggannya untuk menawarkan energi feminin yang akan menyeimbangkan hidup mereka. Para pelanggan akan merasa damai, terberkati dan suci, karena Pelacur Tuhan telah memberikan yang terbaik bagi mereka. Bahkan ia memasang iklan pada suratkabar Sabtu dengan kalimat: ahli sekaligus penyayang.

Apakah berarti jalan yang ditempuh Carla direstui Tuhan? Bagaimanapun, pada periode menjadi pelacur independen, dia mendapatkan banyak pengalaman seksual dengan pelbagai tipe laki-laki, termasuk yang membuatnya berubah pikiran. Semula ia beranggapan sanggup memberikan solusi bagi setiap pria yang memiliki problem rumah tangga. Ternyata tidak. Ada seorang pria, setelah mengalami orgasme yang hebat, justru gemetar dan menyembunyikan tangisnya yang menyayat hati. Peristiwa itu seperti pemantik yang memicu kesadaran baru bagi Carla. Apa yang para pria cari sesungguhnya tak pernah diperoleh dari pelayanannya.

Kontroversi yang ada dalam buku God’s Callgirl adalah kejujuran dan keluguan Carla dalam menyingkap seluruh rahasia yang, boleh jadi, dapat menyinggung pihak keluarga maupun gereja. Oleh karena itu, saran Romo Haryatmoko, dalam membaca buku ini sebaiknya tidak melakukan judgement terlalu dini. Nikmati saja dulu hingga akhir lalu petiklah pelajaran yang positif. Sebagaimana pada umumnya memoar, jalan hidup memang serba tak terduga. Untuk menemukan jati-diri kadang-kadang perlu menempuh liku-liku sejarah yang tak hendak diulanginya.

Ditulis beberapa tahun yang lalu, buku ini cukup detail menggambarkan perjalanan hidup Carla van Raay, termasuk perasaan-perasaannya yang unik terhadap ayah (pada masa remaja) dan dengan sejumlah lelaki pelanggannya (di masa menjadi pelacur). Dalam menulis memoar ini, terutama pengalaman masa kecilnya yang luar biasa, Carla tentu tidak lagi mengambil sudut pandang sebagai anak-anak. Pelbagai pikiran dewasa masuk untuk memperkuat memori, tentang sikapnya terhadap situasi perang, anggota keluarga, dan kehidupan gereja. Meskipun demikian, ia tetap mengistilahkanbenda yang bau dan mengeluarkan cairan ke mulutkuuntuk peristiwa pelecehan yang diterimanya semasa prasekolah.

Anda dapat melihat kecantikan Carla van Raay melalui beberapa foto dalam buku itu. Foto-foto itu menandai momen-momen penting hidupnya. Bagi laki-laki, tak perlu tergoda, karena kini ia sudah 69 tahun, hidup lurus dan memiliki cucu.

(Kurnia Effendi, pecinta buku)

Hangusnya Pasar Seni Citra Niaga, AGA KHAN AWARD Tinggal Kenangan

Kota Samarinda identik sebagai Kota sejarah dan penuh ragam pesona etnis yang saling berdampingan antara satu sama lainnya, dan juga sebagai pusat dari Propinsi Kalimantan Timur. Kota yang satu ini, seperti tak pernah hentinya melaksanakan kegiatan baik itu aktifitas pemerintahan maupun kehidupan pernak pernik siang malamnya selalu hidup dan tak pernah tidur seiring jam waktu yang terus berputar, bila kita sudah sampai di kota yang tak pernah tidur ini, kurang lengkaplah bila kita tidak mengunjungi kawasan Pasar Seni Citra Niaga yang terkenal dengan pasar rakyat Kalimantan, segala bentuk kebutuhan tertampung di pasar yang kini tinggal puing-puingnya, namun nama besar pasar Citra Niaga tetap menjadi kebanggaan masyarakat Kalimantan.

Walau Citra Niaga sudah tinggal namanya, aktifitas masyarakat tetap bertahan di area tersebut. Baginya kebesaran nama Pasar Seni Citra Niaga seakan tetap melekat dihati penghuni dan para pengunjungnya, buktinya sampai saat ini aktifitas para pedagang tetap memadati area pasar tersebut walau mereka harus rela berjualan diatas terotoar sekalipun bahkan harus menutup jalan protokol agar tetap bisa berada di pasar tersebut.

Kompleks pertokoan Citra Niaga milik Perusda Samarinda hampir tidak terurus, setelah kena bencana kebakaran tahun 2006 lalu pertokoan ini belum juga diperbaiki (renovasi). Sayang seribu sayang, pasar seni ini pernah mendapat penghargaan AGA KHAN AWARD dibidang arsitektur pada tahun 1989 di Kairo Mesir yang diterima langsung oleh Wali Kota Samarinda Drs, H.A.Waris Husain.

Sampai saat ini tropi Aga Khan Award itu sudah tidak dirawat lagi, bahkan dijadikan tempat tongkrongan orang-orang yang lagi santai disekitar pertokoan ini. Akankah Aga Khan Award kebanggaan pemerintah Samarinda ini akan terbengkalai begitu saja ?

Konon menurut pengakuan salah satu pemilik toko souvenir yang sempat ditemui oleh X-pose, “Toko itu akan direnovasi setelah perpanjangan Hak Guna Bangunan (HGB) yang rencananya pada tahun 2008 ini sekaligus menghadapi persiapan PON, Namun janji tinggal janji,” ungkap pemilik toko tersebut.

Pertokoan ini memiliki ciri khas Kalimantan karena bangunannya yang terbuat dari kayu Ulin baik tiang maupun atapnya. Bahkan barang yang diperjualbelikanpun khas Kalimantan mulai dari kerajinan tangan (Souvenir) hingga kerajinan batu permata dari bumi Kalimantan. Namun dengan kondisi seperti ini sepertinya para pengunjung mulai enggan dan nampak sepi karena infrastuktur yang mulai kurang menarik.

Bahkan para penjual makanan yang ada di sana sudah banyak yang mengeluh karena merasa besar pasak daripada tiang alias rugi (Pepatah-red). Justru kalau dilihat dari pengunjung kebanyakan mereka datang ke Citra Niaga hanya untuk membeli atau menjual HP second yang letaknya berada di badan jalan Niaga Selatan, atau yang dikenal dengan konter / kios kaki lima, Karena disini terdapat deretan penjual HP bekas yang siap melayani pengunjung baik itu masyarakat sekitar maupun wisatawan yang kebetulan datang ke Samarinda. Tidak hanya itu Pasar Citra Niaga juga sebagai pasar pavorit bagi kalangan artis ibu kota yang selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke pasar tersebut. (tato/red)

Pengurus BPD se-Kota Bangun Dilantik

Ketua BPD Desa Kedang Ipil yang baru Agus Misra (kiri) menerima palu secara simbolis dari ketua lama, Syafruddin

Sebanyak 22 anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dari 4 desa di Kecamatan Kota Bangun, Selasa (8/1) pagi secara resmi dilantik Asisten IV Bidang Kesra & Humas Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) HM Ghufron Yusuf.

Pelantikan yang dipusatkan di Balai Pertemuan Umum (BPU) kecamatan Kota Bangun ini dihadiri oleh Kabag Pemerintahan Desa Supeno, Kepala Kantor Satpol PP Gimin, Camat Kota Bangun M Syamsi Juhrie dan pejabat Muspika Kota Bangun lainnya.

Ada pun pengurus BPD yang dilantik terdiri dari 5 orang anggota BPD Desa Kedang Ipil, 7 orang anggota BPD Desa Kota Bangun II, 5 orang anggota BPD Desa Muhuran, dan 5 orang anggota BPD Desa Pela.

Pelantikan pengurus BPD 4 Desa se-Kota Bangun ini ditandai dengan penyematan tanda anggota, penandatanganan berita acara pelantikan, serta penyerahan palu secara simbolis dari Ketua BPD Desa Kedang Ipil yang lama Syafruddin kepada ketua BPD yang baru Agus Misra.

Asisten IV HM Ghufron Yusuf dalam sambutannya berharap agar anggota BPD yang baru dilantik dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin. Terutama dalam menghimpun dan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintahan desa.

"Hal ini penting mengingat terdapat indikasi yang menunjukkan adanya program-program desa yang hanya berdasarkan pada keingginan semata tanpa melihat kebutuhan pembangunan desa yang artinya setiap program-program pembangunan hendaknya benar-benar disinkronkan dengan apa yang selama ini menjadi pijakan bersama yaitu program Gerbang Dayaku," ujar Ghufron.

Lebih lanjut dikatakan Asisten IV, pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk tahun 2008 ini akan segera diterapkan. Pada tahun lalu, ujar Ghufron, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang memegang kegiatan proyek di desa ditempatkan di kecamatan.

"Tetapi untuk tahun ini, PPTK akan langsung ditempatkan di desa. Oleh karena itu saya harapkan agar staf di desa untuk mempersiapkan diri sedini mungkin, terutama bagi mereka-meraka yang ditunjuk sebagai PPTK untuk melaksanakan suatu kegiatan," pesannya.

Ditambahkan Asisten IV, para calon PPTK tersebut mulai dini harus belajar mengenai pengelolaan keuangan daerah yang baik dan benar, baik kepada pejabat kecamatan maupun kepada mantan PPTK di kecamatan. Sehingga pada saat pelaksanaan tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang malah mengakibatkan pelanggaran hukum.

"Saya mengingatkan jangan sekali-kali berpikir untuk menyelewengkan anggaran. Jika itu terjadi, siap-siap saja untuk berhadapan dengan hukum," tegasnya. (hmp02)

Terdakwa PT TELKOM DENPASAR Minta Dibebaskan

Setelah sekian lama tidak digelar lagi, sidang dugaan tindak pidana korupsi yang terjadi di tubuh PT TELKOM Denpasar dengan terdakwa I Wayan Hariyantha, Samsul Bakrie dan Gregory Budianta serta Siauw Wie Sin kini dilanjutkan kembali pada beberapa waktu lalu.

Adapun agenda pada sidang pembacaan pledoi (pembelaan) dari Tim Penasehat Hukum terdakwa , Suryatin Lijaya, SH dkk, pada pokoknya terdakwa meminta majelis Hakim yang diketuai oleh Istiningsih Kadariswati, SH dkk, membebaskan kliennya yang dituntut JPU Olopan Nainggolan, SH. Dengan pidana kurungan penjara selama 6 tahun dan denda masing-masing Rp 200 juta, subsider 6 bulan kurungan. Dihadapan majelis Hakim yang dipimpin Istiningsih Kadariswati, SH. Pengacara terdakwa Hariyantha dan Gregory Budianta, Suryatin Lijaya, SH menegaskan bahwa kliennya tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan jaksa baik primer maupun subsider. Karena itu kuasa hukum terdakwa meminta agar Majlis Hakim membebaskan terdakwa serta memulihkan harkat serta martabat terdakwa. Hal senada juga disampaikan kuasa hukum Syamsul Bakhrie Pahar maupun Siauw Wei Shin. Pledoi yang disampaikan kuasa hukum para terdakwa sangat tebal sehingga pembacaannya memakan waktu hampir 6 jam, untuk pledoi yang disampaikan Suryatin Lijaya, SH yakni setebal 100 halaman.

Sementara itu pledoi Siauw Wie Sin mencapai 280 lembar (halaman), Syamsul Bakhrie Pahar setebal 260 halaman ditambah pembelaan yang disampaikan langsung oleh terdakwa setebal 66 halaman. Bahkan, Majlis Hakim seakan-akan keblinger mendengarkan pledoi para terdakwa sehingga sidang sempat diskorsing sekitar 30 menit. Dalam naskah pledoi-nya, para terdakwa membantah telah melakukan tindak pidana korupsi yang menimbulkan kerugian Negara senilai Rp 36, 2 Miliyar. Para advokat yang mengawal terdakwa menilai unsur-unsur dakwaan primer yaitu pasal 2 ayat (1) jo pasal 18 ayat (1) huruf b UU No 31 tahun 1999, sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU No 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UU NO 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi (tipikor),jo pasal 5 ayat (1) KUHP yang disampaikan JPU tidak terbukti sehingga terdakwa harus dibebaskan dari tuntutan JPU.
(I Made Sudana/ans)

Pedagang Pasar Badung Pojokkan Rantika Jendra Disodori 20 Pertanyaan

Manajemen pedagang pasar Badung pada era kepemimpinan (Direktur Utama/Dirut) Ketut Rantika (52) benar-benar amburadul. Pasalnya, dana yang didapat dari penjualan kios di Pasar Kuta II langsung disetor ke Rantika yang kini jadi pesakitan di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar yang berlokasi di Jalan PB Sudirman No 1, Denpasar, Bali. Bahkan bukan itu saja, Nyoman Jendra Astawa, anak buah Ketut Rantika disinyalir juga meminta komisi dari pedagang yang mendapatkan kios. Hal itu semua terungkap dari pemeriksaan atas dua orang saksi yakni Aida (34) dan H. Mohamad Fajar (45) pada sidang lanjutan beberapa waktu lalu.

Kesaksian kedua orang itu semakin memojokkan terdakwa, Ketut Rantika, sebab di depan Majelis Hakim yang diketuai oleh IB Putu Madeg, SH, kedua saksi yang juga pedagang di Pasar Kuta II itu menerangkan,”Penawaran kios pasar dilakukan Nyoman Jendra Astawa. Aida membeli kios seharga Rp 45 juta dengan perjanjian pembayaran dilakukan dua kali,” ujar salah satu pedagang itu memberikan kesaksian. Sementara menurut saksi H. Mohamad Fajar, membeli kios pasar seharga Rp 150 juta yang dibayar tiga kali. Uang pembayaran terakhir diserahkan langsung kepada Rantika. Sebagai bukti, saksi sudah membayar kios, Ketut Rantika menyerahkan kuitansi yang ditandatanganinya sendiri. Untuk pembayaran yang pertama dan kedua, saksi menyerahkan kepada Jendra Astawa.

“Dari uang yang saya serahkan itu, saya tidak tahu berapa yang diserahkan ke Perusahaan Daerah (PD) Pasar,” ujar HM. Fajar memberikan kesaksian di hadapan majelis hakim. “Saat saya membayar pertama kali memanglah belum ada bangunan, dan saya membayar pelunasan saat sudah ada bangunan,” ujar Aida yang juga memberikan kesaksiannya.

Namun dia mengaku tidak tahu siapa yang membangun los dan kios tersebut. Saksi juga mengaku bahwa mereka tidak mengetahui uang itu disetorkan atau tidak kepada PD Pasar Badung oleh Jendra Astawa. Selain itu, saksi juga dikenai iuran harian maupun bulanan sebesar Rp 45 ribu. Menanggapi keterangan kedua saksi tersebut, terdakwa yang didampingi oleh kuasa hukumnya, I Gede Wena, SH, I Nyoman Koja, SH dan Abdullah, SH membenarkan telah mengambil uang pembayaran kios dari saksi H Mohamad Fajar. “Uang yang saya ambil sudah dipotong komisi untuk Jendra Astawa,” ujar Ketut rantika seraya menambahkan bahwa saat ia mengambil uang sudah tidak memangku jabatan sebagai Direktur Pasar Badung. Terkait dengan adanya iuran harian dan bulanan yang dipungut oleh PD Pasar Badung, dijelaskan uang itu untuk membayar sewa tanah dan memperbaiki fasilitas pasar yang rusak. “Saya tidak pernah menerima kuitansi pembayaran kios maupun los dari panitia, bahkan, sampai sekarang, panitia tidak memberikan laporan pertanggungjawaban,” pungkas terdakwa, Ketut Rantika di hadapan majelis hakim.

Sementara itu dalam penyidikan kasus dugaan korupsi di PD Badung pada jilid II dengan tersangka Nyoman Jendra Astawa kini telah mendekati final. Pasalnya, Tim Penyidik Kejari Denpasar yang dikoordinatori oleh Kasi Pidana Khusu, Ridwan Kadir, SH beberapa waktu lalu sudah memeriksa tersangka Nyoman Jendra Astawa. Sebelum pemeriksaan terhadap tersangka, penyidik sudah memeriksa sejumlah saksi yang mengetahui dan melihat kasus ini, termasuk pembeli kios Pasar Kuta II. Mantan bos PD Pasar Badung, I Ketut Rantika yang kini tengah menjalani persidangan di PN Denpasar juga telah diperiksa sehari sebelum Jendra. Dan pemeriksaan Jendra Astawa tersebut dimulai pada pukul 10.00 WITA dan berakhir pada pukul 15.00 WITA.

Ada sekitar 20 pertanyaan yang kami sodorkan bila kurang, yang bersangkutan bias dipanggil lagi,” jelas Ridwan kepada X-pose seusai melakukan pemeriksaan. Jendra juga turut dibidik dalam kasus tindak pidana korupsi berjamaah ini karena semasa Ketut Rantika menjabat sebagai Dirut, dirinya disuruh mengurus proyek pembangunan Pasar Kuta II sekaligus menjual kios kepada para pedagang. Nah, uang hasil penjualan ini ada yang dibagi kepada Rantika dan ada pula yang dinikmati oleh Jendra Astawa pribadi. Setidaknya, dari sisa pembangunan gedung pasar yang dikerjakan oleh CV KRESNA JAYA tersebut, Jendra Astawa diduga berhasil mengeruk sekitar Rp 416 juta lebih untuk kepentingan pribadinya sebagaimana yang diungkap dalam dakwaan Ketut Rantika.(I Made Sudana/ans)

Mega Proyek M.O.G Lewat Dari Jadwal

Pembangunan mega proyek M.O.G (Malang olimpic Garden) yang dikerjakan oleh PT Mustika Taman Olimpic ini menghabiskan dana milyaran rupiah ternyata mengalami kendala dengan finishing, karena menurut adendum perjanjian dengan Pemkot Malang, seharusnya pengerjaannya sudah selesai akhir Desember lalu,  namun sampai sekarang belum juga selesai.
           Mega proyek M.O.G itu sendiri rencananya akan mempunyai fasilitas olah raga yang sangat lengkap yang nantinya akan bermanfaat bagi atlet, serta didukung dengan fasilitas penginapan yang lengkap bagi para atlet. Dari hasil pemantauan Media di lapangan di papan nama proyek tertera periode pengerjaan yang tertanggal 31 Desember 2007, namun dari pantauan kami dilokasi proyek para pekerja tetap melaksanakan pekerjaannya. Menurut sumber yang kami terima keterlambatan itu karena disebabkan hujan yang terus menerus mengguyur Malang akhir-akhir ini yang secara otomatis pengecoran akan terhenti untuk sementara, sambil menunggu hujan reda, namun lebih lanjut sumber itu mengatakan ada hal lain yang menyebabkan keterlambatan proyek ini, entah masalah dana ataupun masalah yang lain. Dari hasil wawancara kami dengan kepala proyek yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa sekarang ini pengerjaannya akan dikebut biar cepat selesai dan sekarang pengerjaannya hampir mendekati penyelesaian, mungkin paling lama dua sampai tiga bulan kedepan sudah selesai.
          Saat disinggung masalah keterlambatan sesuai kontrak kerja ia mengatakan, “maaf mas, kalau masalah itu bukan wewenang kami untuk menjawab dan quot” ujarnya pada media mengakhiri pembicaraan. Pemkot sendiri sampai berita ini naik cetak belum memberikan jawaban  yang kongkret tentang permasalahan ini, namun dari draft perjanjian itu tertulis bahwa apabila pengerjaannya telah melampaui 75% maka pihak pelaksana Proyek diharuskan tetap meneruskan proyek tersebut dan dibatasi selama 6 bulan harus selesai. (sus/red)

Bocah Dibawah Umur Dijadikan Budak






Di era Kemerdekaan yang sudah berjalan selama 62 tahun lebih lamanya Rakyat Indonesia sudah terlepas dari penjajahan atau perbudakan yang dilakukan oleh para penjajah yang merampas hak rakyat Indonesia, sehingga bangsa ini menjadi merdeka dari penindasan dan perbudakan.

Namun disaat bangsa ini sudah mengenyam adanya kemerdekaan, Justru ada segelintir oknum yang prilakunya tetap memakai sistem kerja paksa dan perbudakan, yang lebih ironis lagi hal tersebut dirasakan oleh anak yang masih dibawah umur dimana mereka telah dijadikan sapi perahan dengan alasan sebuah loyalitas terhadap dunia Pendidikan.

Desa Gunosari Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso Jawa Timur, yang pada saat itu mendapatkan kucuran Dana PPK ( Program Pengembangan Kecamatan- Red ) guna membangun Gedung TK yang sebelumnya bernama TK “ Al MA’ARIF “, yang pada saat lalu sempat mendapat sorotan public. Pasalnya yang dipekerjakan adalah beberapa Siswa – siswi SDN Gunosari I dan SDN Gunosari II guna mengangkut bahan bangunan berupa pasir dan lain sebagainya. Pada saat Wartawan Tabloid X-pose mengadakan konfirmasi kepada sejumlah nara sumber ditempat tinggalnya bahwa tindakan Samsul sebagai Guru Ustadz memang sejak awal selalu bertindak diluar batas, Namun sangatlah ironis apabila semua Wali Murid selalu berhasil diperdayai dengan alasan mengatasnamakan sebuah pendidikan demi masa depan yang pada akhirnya tetap memperdayai Siswa -Siswi SD yang rata – rata masih dibawah umur dengan dipekerjakan sebagai pengangkut pasir dari lokasi penimbunan sampai ke lokasi bangunan dengan perjalanan menempuh jarak kurang lebih 200 M.

Sedangkan Kepala Sekolah TK “AL MA’RIF yakni Samsul mengatakan kepada Wartawan Tabloid X-pose di rumahnya, Hal tersebut merupakan hasil kesepakatan semua pihak Wali Murid demi kemajuan Desa Gunosari Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso, dan mengenai permasalahan konsumsi adalah tanggungannya bukan tanggungan dari para Wali Murid.

Di dalam masalah kepengurusannya dimana Ipung atau Syaipul menjabat sebagai Ketua sedang Sekertaris dipegang oleh Samyono, Namun pada saat ini Ipung tidak berada di tempat karena sedang mengikuti kuliahnya di Malang “ Seumpama dia pulang mas, pasti akan kami kabari “ Ujar Samsul kepada wartawan Tabloid X-pose dengan nada santai.

Untuk segala bentuk kegiatan disini seputar persoalan yang berkaitan dengan masyarakat semuanya, Dialah yang selalu mengatur dan mengatasinya, Bahkan Dia sempat bilang jika pendidikan itu adalah diatas segala – galanya. Selain itu pula masalah Dana yang masuk kepada pengurus harus dikonfirmasikan terlebih dahulu, Sementara menurut narasumber yang enggan menyebutkan namanya mengatakan bahwa Syamsul memang dari dulu pandai bersilat lidah termasuk Ipung-nya bahkan semua kata – kata yang diucapkan menurutnya adalah benar, entah dari sisi mana kebenarannya. Padahal pada kenyataannya yang bekerja adalah sebagian dari Siswa – Siswi SD yang rata – rata masih dibawah umur sehingga pantas jika hal tersebut dianggap kurang manusiawi.

Dari hal tersebut diatas patutlah sekiranya pihak yang terkait seperti Dinas Pendidikan sebisa mungkin dapat menindak lanjuti permasalahan yang menyangkut kepada Hak dan Perlindungan anak apalagi menyangkut para Pelajar yang masih harus menekuni pendidikan bukan pekerjaan sebagai kuli angkut bahan material bangunan.(Kmt/Cip/ans)

Menelisik Warung Remang PSK di Tepi Sungai





Malam itu hawa cuaca agak bersahabat, langit agak sedikit cerah. Namun dinginnya hawa pada malam itu tampaknya tidak bersahabat bagi para lelaki hidung belang yang tidak mampu menahan libido/hasrat seksualnya untuk bercinta dengan lawan jenisnya. Merka (para lelaki hidung belang-red) tampak berkongko-kongkow sembari menikmati minuman kopi dan the yang disuguhkan oleh sang pemilik warung semi permanent yang memakai tenda.

Dan kebetulan wartawan Tabloid X-pose kala itu juga sempat nongkrong di warung tersebut. Di sana tampak ada tiga wanita pekerja seks komersial (PSK) sedang duduk santai menunggu ajakan para pria hidung belang yang akan menjajal tubuh mereka dengan imbalan rupiah. Dan salah satu wanita PSK yang sedang didekati X-pose juga mencoba menwarkan diri namun X-pose tidak begitu saja terpancing atas ajakannya. Saat ditanaya sudah berapa lama dia menjalani profesi sebagai penjaja/penjual kenikmatan sesaat tersebut, wanita PSK yang berambut sebahi itu mengatakan,”Saya sudah lama menjalani dunia hitam seperti ini, mas, tujuannya ya hanya karena keterhimpitan ekonomi saja kok, karena suami saya di rumah tidak mampu mencukupi uang belanja setiap harinya, maka saya menjadi pelacur demi sesuap nasi dan utnuk membesarkan anak saya di rumah yang masih kecil,” ujar salah satu dari mereka yang ada duduk berjejer. “

Sebab sekarang mencari pekerjaan kan sulit to mas, dan wanita seperti saya ini mau bekerja apalagi kalau ndak bekerja seperti ini mas, mau jadi babu ya jelas tidak cukup untuk membesarkan anak dan kebutuhan hidup sehari-hari, akhirnya saya harus melacurkan diri seperti sekarang ini, mas,” ujar wanita PSK yang lain sembari menyeruput kopi dingin karena sedari tadi menunggu ajakan tamu pria hidung belang belum kunjung datang.

Sedangkan tempat warung tenda tempat mangkalnya para wanita PSK yang bertengger di tepian sungai tersebut sejak dulu hingga kini memang dilarang oleh Satpol Pamong Praja Pemkab Lumajang. Dan tempat tersebut belum pernah diarazia sama sekali.

Sementara itu ketika wartawan Tabloid X-pose berupaya mencoba mengkonfirmasikan seputar keberadaan warung tenda di tepian sungai kepada Kepala Sat-POl PP Pemkab Lumajang, pihaknya mengaku belum bersedia dimintai komentar maupun hak jawabnya. (eko/anies)

Melongok Pesona Kebun Raya Samarinda Yang Alami

Kalimantan yang terkenal dengan hutannya yang lebat yang ditumbuhi oleh berbagai jenis kayu berkualitas eksport karena sangat bagus untuk bahan baku rumah dan kerangka jembatan serta yang lainnya. Akhir-akhir ini sudah jadi buah bibir publik dan bukan rahasia lagi kalau hutan Kalimantan sudah mulai gundul karena ulah tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab. Selain penebangan hutan yang liar juga tidak adanya upaya penanaman kembali (reboisasi) sudah dapat dipastikan hutan Kalimantan yang dikenal rimbun akan menjadi kenangan saja.

Salah satu contoh hasil hutan yang sangat terkenal dan berkualitas adalah kayu ulin dan bengkirai yang merupakan kayu khas hutan Kalimantan. Namun tragisnya saat ini dua jenis kayu tersebut sudah mulai punah dan sulit ditemui kembali, tidak mustahil akan tinggal kenangan dan cerita bagi anak cucu sebagai generasi penerus. Walaupun pemerintah bersama penegak hukum mengeluarkan larangan keras pada penebangan hutan namun para pembalak ini tidak pernah jera dan tetap mencari celah agar lolos dari jeratan penegak hukum.

Bila melintas dijalan poros Samarinda – Bontang tepatnya di Kelurahan Tanah Merah, anda akan melihat Cagar Alam yang biasa disebut Kebun Raya Samarinda (KRS). Kebun Raya ini adalah lahan sebuah perguruan tinggi Negeri di Samarinda yaitu UNMUL. KRS ini patut dibanggakan dan perlu dukungan serta seyogyanya dijadikan acuan oleh masyarakat Kalimantan agar melestarikan sumber daya alam Kalimantan.

Dalam kunjungannya X-pose ke KRS sangat terpana oleh pemandangan yang ada di dalamnya karena sangat alami. Kita akan dapat mengetahui dan mempelajari beberapa jenis tumbuhan hutan yang ada di Kalimantan yang sudah dilengkapi dengan nama Indonesia dan Latin. Selain dari pada itu banyak juga satwa yang hidup di hutan Kalimantan yang bisa dilihat oleh para pengunjung. Di tempat ini para pengunjung dapat menikmati keindahan hutan dan aneka ragam satwa juga ditambah dengan kolam sebagai sarana hiburan sepeda air yang sekaligus tempat memancing. Sungguh tempat yang tepat dan nyaman untuk menghilangkan penat, apalagi ditemani orang-orang yang kita cintai.

Selain tempatnya yang luas bagi pengendara roda empat juga lahan parkir yang sangat memadai dan aman dari tangan-tangan jahil. Pada hari-hari libur KRS sering mendatangkan artis-artis Ibu kota untuk menambah jamuan para pengunjung. Jadi tak ayal kalau warga Samarinda dan dari luar daerah memadati tempat ini saat liburan tiba. (tato/red)

Menikmati Pijat Plus






Pijat sekedar relaksasi atau seks? Kali ini tim investigasi X-pose mengangkat lika-liku dunia pijat-memijat. Selain menawarkan pijat kebugaran, ternyata panti pijat juga menyediakan layanan seks sesaat.

Di Kota dingin Malang Jawa Timur, sudah sejak beberapa tahun terakhir bermunculan tempat-tempat pijat di beberapa sudut kota. Banyak anggapan dari berbagai kalangan terkait urusan pijat memijat ini. Tidak hanya sekedar untuk membuat tubuh bugar. Namun, pijat tidak hanya membuat tubuh menjadi rileks dan terasa bugar, tetapi konon dapat pula melancarkan peredaran darah hingga menyembuhkan penyakit.
Sudah barang tentu, semua orang mengetahui apa itu pijat. Pijat, bahkan sudah dikenalkan sejak kita masih bayi. Sehingga ada bermacam jenis pijat seperti refleksi, tradisonal bahkan yang paling hot namanya pijat plus-plus.

Makin banyaknya tempat pijat, juga meramaikan dunia prostitusi. Tempat pijat sering disalahgunakan oleh pemiliknya menjadi tempat prostitusi terselubung.

“FB” adalah salah satu tempat pijat di Kota Malang yang cukup bersih. Ruang pijatnya hanya dibatasi dengan selembar tirai. Sehingga aktifitas para pemijat dan tamunya dapat terkontrol. Di tempat seperti ini cukup sulit untuk melakukan aktivitas di luar pijat, karena cenderung terbuka.

Di tempat ini juga dilengkapi dengan berbagai sarana lain. Selain pijat, tamu yang datang juga bisa menikmati fasilitas relaksasi lainnya, seperti sauna atau mandi uap maupun berendam dengan air panas. Tempat pijat yang dilengkapi sarana penunjang lain, sudah barang tentu cukup mahal.

Sayangnya, untuk menarik peminat, kenyataannya banyak tempat pijat yang menawarkan hal lain. Banyak tempat prostitusi yang berkamuflase sebagai tempat pijat. Untuk sekali pijat di sana, cukup mengeluarkan sebanyak Rp100 ribu.

Seperti yang diutarakan Indah, 35 (bukan nama sebenarnya). Ia mengaku berasal dari Kota Gandrung Banyuwangi. Ia baru enam bulan berada di Kota Malang

Semula ia datang ke kota ini bertujuan mencari pekerjaan. Karena lahan pekerjan yang minim, akhirnya ia terdampar di salah satu tempat pijat di dekat pusat perbelanjaan terbesar di Kota Malang, Jawa Timur dengan gaji seadanya.

“Gaji saya tergantung banyaknya tamu yang datang ke tempat ini. Rata-rat per bulannya sayang mendapat uang dari majikan Rp150ribu. Uang sebanyak itu mana cukup untuk diberikan kepada keluarga di kampung,” ujarnya.

Untuk menambah pengahasilannya, jika diminta, ia bersedia memberikan layanan tambahan jika sesuai dengan harga yang disepakati dengan tamunya.

“Awalnya memang bertentangan dengan hati nurani. Lama kelamaan kahirnya saya menjadi terbiasa. Bahkan sekarang saya sering memancing tamu untuk mendapatkan layanan tamabahan. Pijat luar dalam,” ujarnya tersenyum renyah.

Lain lagi dengan Indah. Sonya, 26 (juga bukan nama sebenarnya), secara terang-terangan mengakui bahwa ia telah lama bekerja sebagai tukang pijat. Baik pijat yang sebenar pijat maupun pijat plus.

Selain menjadi pekerja di salah satu tempat pijat, Sonya juga menerima panggilan dari tamu-tamu hotel yang membutuhkan jasa tukang pijat. Untuk hal ini, ia bekerjasama dengan petugas hotel.

“Door to door, bang. Kalau ada tamu hotel yang menggunakan jasa tukang pijat, petugas hotel menghubungi saya melalui handphone,” katanya pada X-pose.

Diakuinya, ia lebih senang menerima panggilan tamu hotel daripada tamu yang datang ke tempat pijat ia bekerja. Selain pijat, yang pasti tamu hotelnya selau minta layanan plus, uang yang diterimanya dari tamu tersebut lumayan banyak. Apalagi jika si tamu merasa mendapat service memuaskan.

“Jika saya melayani tamu hotel, dalam satu malam saya bisa mengantongi uang sebesar Rp800ribu hingga Rp1juta,” katanya lagi.

Kenyataan ini membuat panti pijat yang sesungguhnya, maupun pekerjanya merasa tercoreng. Bahkan, banyak pula yang malu mengaku menjalani pekerjaan sebagai pemijat. Di sisi lain, godaan untuk melayani kencan cukup deras di kalangan pemijat yang bekerja di panti-panti pijat.

Gaji yang cenderung rendah membuat mereka mengharapkan pendapatan lain dengan memberi pelayanan khusus bagi tamunya. Sehingga, menjadi pemijat plus dianggap sebagai celah untuk mendapat uang dengan mudah.

Dengan kemampuan pijat sekedarnya, wanita muda dengan tubuh mulus ini, ikut meramaikan etalase etalase panti pijat. Mereka tidak sekedar memberi pelayanan pijatan, tetapi juga menawarkan tubuhnya sebagai jasa pemuas syahwat.

Wanita-wanita muda cantik inilah yang menghiasi sejumlah panti pijat. Di antara mereka, selain berumur 20-an, juga terdapat yang masih berumur belasan.

Kebanyakan, mereka adalah pencari kerja yang ujung-ujungnya menjadi pemijat plus. Selain memijat para tamu, mereka juga memberi layanan kencan. Bahkan, tamu pun diberi pijatan khusus di alat vital.

Menceburkan diri menjadi pemijat yang sekaligus penghibur lelaki, sesungguhnya mereka jalani karena penghasilan sebagai pemijat tidak terlalu besar. Sedangkan untuk keluar sebagai karyawan panti pijat, tidaklah mudah, karena terikat kontrak.

Sadar bahwa pemijat plus bukanlah pekerjaan yang baik, membuat banyak kalangan ini menutupi pekerjaan sesungguhnya di hadapan keluarga. Sehingga, yang diketahui keluarga, hanyalah mendapat hasil jerih payah mereka, tanpa tahu bahwa mereka termasuk golongan perempuan pemuas nafsu lelaki. (ar/ddk)

Presiden: Prioritaskan Ngawi 80 Persen Tergenang

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan
Gubernur Jawa Timur Imam Utomo untuk memprioritaskan penanganan banjir di
Ngawi, Jatim, karena 80 persen wilayah kabupaten ini hingga Minggu siang masih tergenang banjir."Pastikan penanganan banjir di Ngawi," kata Presiden di Pacitan, Jawa Timur,
Minggu siang usai mendengar pemaparan penanganan banjir oleh Gubernur ImamUtomo.
 
Presiden dalam pertemuan terbatas juga mengatakan, pemerintah provinsi serta
pemerintah kabupaten dan kota yang daerahnya mengalami banjir untuk melanjutkan proses tanggap darurat.
Pemaparan penanganan banjir hanya dihadiri Ibu Ani Yudhoyono serta sejumlah
menteri, seperti Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menkoinfo Muhammad Nuh, Mensesneg Hatta Rajasa, Menhub Jusman Jamal serta Mensos Bachtiar Chamsah.
Presiden mengatakan, penanganan banjir yang merupakan bencana alam selama beberapa hari terakhir harus dilakukan secara tekun dan sabar. Sebelumnya, Imam Utomo melaporkan 16 kabupaten dan kota di Jawa Timur mengalami banjir sejak akhir Desember 2007.
Daerah tingkat dua tersebut antara lain, Kabupaten Malang, Kota Malang, Pacitan, yang merupakan daerah kelahiran Presiden Yudhoyono, Madiun, Tulung Agung, Lamongan serta Ngawi. Imam Utomo melaporkan pula bahwa upaya yang telah dilakukan dan akan dilakukan antara lain melakukan evakuasi, membuka dapur umum, menyediakan pangan (makanan dan mimuman) serta obatan-obatan.
 
Sampai saat ini sedikitnya 10 orang tewas akibat musibah tersebut. Salah satu
penyebab banjir di sebagian daerah tingkat dua di Jawa Timur antara lain
terbatasnya kemampuan bendungan Gajah Mungkur.
Imam Utomo mengungkapkan, pada saat BJ Habibie menjabat Presiden pada
1998-1999, Habibie pernah melontarkan ide agar dibangun bendungan lain. Namun sampai saat ini ide tersebut belum ada tindak lanjutnya.
 Menko Kesra Aburizal Bakrie yang diminta Presiden untuk menjelaskan
mengemukakan, pemerintah pusat telah menyiapkan dana bagi pembangunan kembali yang hancur total akibat banjir tersebut.
 
Usai mendengar pemaparan oleh Gubernur Imam Utomo, Presiden mengadakan
pertemuan dengan para camat, lurah serta kepala desa se-kabupaten di Pendopo Kabupaten Pacitan. Yudhoyono meminta para camat, kepala desa serta lurah untuk meningkatkan pembangunan di Pacitan karena Pacitan termasuk daerah tertinggal. "Pacitan termasuk daerah tertinggal," kata Presiden pada acara yang juga dihadiri Bupati Pacitan Suyono.
 
Presiden meninggalkan Pacitan Minggu siang menuju Solo (Jawa Tengah) namun akan singgah dulu di Kabupaten Sukoharjo untuk melihat dampak banjir dan penanganannya oleh jajaran pemerintahan di sana.(ant)

Arsip Berita Klik disini

PROFIL X-POSE

Foto saya
Situbondo Jawa Timur, Email: xpose_news@yahoo.com, Indonesia
PENDIRI: PEMIMPIN REDAKSI / UMUM: ARI SYAMSUL ARIFIN. REDAKTUR PELAKSANA ONLINE: DIDIK BINTARA H. REPORTER: ANIES SEPTIVIRAWAN + CREW X-POSE