24 Januari, 2008

2008, Walikota Canangkan Wajar 12 Tahun








Dunia pendidikan di kota Samarinda bakal memasuki babak baru. Walikota Samarinda Drs H Achmad Amins MM yang sebelumnya dengan ‘jantan’ mempelopori anggaran 20 persen pendidikan, tahun 2008 ini akan mencanangkan dimulainya Gerakan Wajib Belajar (Wajar) Pendidikan Menengah 12 tahun.

“Tinggal tunggu waktu yang tepat dan diberkahi Allah untuk pelaksanaan pencanangannya. Yang jelas Samarinda akan melangkah ke Wajar 12 tahun karena kita telah berhasil menuntaskan Wajar Pendidikan Dasar 9 tahun,” ujar walikota Samarinda baru-baru ini.

Amins mengharapkan dengan dicanangkan Wajar 12 tahun ini, tidak akan ada satu pun anak bangsa dalam hal ini di Samarinda yang menganggur dan tidak memiliki ijazah SLTA.

“Saya optimis Samarinda bisa melaksanakan Wajar 12 tahun ini. Apalagi kita juga sudah memenuhi amanat UU Pendidikan 20 persen pendidikan. Belum lagi kemudahan dalam pelayanan publik dan kesehatan kepada warga. KTP, KK dan Akte pembuatannya gratis. Berobat ke Puskesmas tidak dipungut biaya, yang melahirkan mendapat santunan dan yang mati juga disantuni,” tegas Amins menggebu-gebu penuh keseriusan.

Ditambahkan Amins, dengan berhasilnya penuntasan Wajar 9 Tahun di kota Samarinda, ini berarti bahwa hampir seluruh anak usia 7-15 tahun minimal telah memiliki tingkat pendidikan dan tamat pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SLTP).

Selain itu, tambah Amins, dengan keberhasilan penuntasan Wajar 9 Tahun ini juga berarti bahwa anak usia 7-15 tahun di daerah ini telah dapat dibekali kemampuan dasar untuk mengembang kehidupannya. Baik untuk dirinya pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, warga negara maupun sebagai umat manusia serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti jenjang pendidikan pada Sekolah Lanjutan Tingkatan Atas (SLTA). Baik di sekolah umum maupun kejuruan

Secara terpisah, kepala Dinas Pendidikan (Disdik) kota Samarinda Dr Mugni Baharuddin membenarkan dan telah memenuhi ketentuan untuk pencanangan Wajar 12 Tahun.
“Hal ini dapat dilihat dari angka partisipasi kasar (APK) sudah melebihi 100 persen tepatnya 123 persen. APK ini, dimana banyak anak yang tidak sesuai umurnya sudah masuk sekolah. Misalnya umurnya baru 5 tahun, tapi sudah masuk SD, akhirnya sampai SLTP umurnya tidak sesuai. Begitu juga angka partisipasi murni (APM) yang mencapai seratus persen,” terangnya.

Menurut Mugni, bahwa Pemerintah (pusat) mencanangkan Wajar 12 Tahun ini pada tahun 2009, dengan demikian di Samarinda lebih cepat setahun.

“Instruksi Menteri Pendidikan Nasional Prof Dr Bambang Sudibyo MBA, yang direkomendasikan untuk Wajar 12 Tahun di Kaltim ini hanya ada empat daerah, yakni Samarinda, Tarakan, Bontang dan Balikpapan. Hal ini disampaikan saat penandatangan MoU pada tahun 2006 kemarin di kantor Gubernur,” ungkap Mugni lagi.

Mugni menyebutkan segenap unsur maupun elemen dunia pendidikan di kota Samarinda sudah berkomitmen melaksanakan Wajar 12 tahun ini, apalagi walikota sepertinya berdiri paling depan dalam pencanangan Wajar 12 Tahun ini.

“Pak Walikota dimana-dimana dalam pertemuan dengan warga selalu menggemakan pencanangan Wajar 12 tahun ini. Akhir bulan ini akan ada diskusi panel Wajar 12 Tahun yang dipelopori Dewan Pendidikan kota Samarinda dan rencananya walikota akan membukanya,” ungkap Mugni. Mugni mengharapkan diskusi panel itu pelaksanaannya pencanangannya bisa terjawab. “Mungkin, pencanangannya nanti ditandai dengan pemukulan gong sebanyak 12 kali oleh walikota,” pungkasnya.

Minimal Berijazah SLTA

KEPALA Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Samarinda Dr Mugni Baharuddin menegaskan dengan dicanangkan Wajar 12 Tahun Pendidikan Menengah, terhitung sejak tahun 2011 warga Samarinda minimal berijazah SLTA.

“Tidak ada lagi yang tidak berijazah SLTA. Begitu juga para pencari kerjanya minimal dibekali ijazah SLTA,” tegas Mugni ditemui di kantornya sebelum menggelar rapat internal di hari libur, Rabu (26/12).

Menurut Mugni juga tidak ada lagi anak yang bekerja di bawah umur karena ijazahnya SLTA. “Jadi, otomatis zona pekerja anak tidak ada lagi. Semuanya bersekolah, karena tidak ada satu pun yang tidak bersekolah. Masyarakat miskin pun harus sekolah, sebab dibiaya pemerintah,” tandasnya.

Disebutkannya pemerintah sudah berkonsentrasi pada Wajar 12 Tahun Pendidikan Menengah. Apalagi katanya, mulai tahun ajaran 2008/2009 di Samarinda tidak dipungut lagi biaya partisipasi. “Biaya partisipasi gratis. Mulai SD sampai SLTA,” imbuhnya. (red*)

Tidak ada komentar:

Arsip Berita Klik disini

PROFIL X-POSE

Foto saya
Situbondo Jawa Timur, Email: xpose_news@yahoo.com, Indonesia
PENDIRI: PEMIMPIN REDAKSI / UMUM: ARI SYAMSUL ARIFIN. REDAKTUR PELAKSANA ONLINE: DIDIK BINTARA H. REPORTER: ANIES SEPTIVIRAWAN + CREW X-POSE