Awal 2008, TNI Aniaya Wartawan di Lokalisasi GS
Pemilu pada tahun 2009 akan dimulai lagi. Dan tampaknya, prediksi masyarakat umum berkesimpulan bahwa keluarga cendana serta kroni-kroninyalah yang akan memenangkan pemilu yang bakal akan digelar duat tahun mendatang itu. Golkarpun akan berjaya di dunia perpolitikan meskipun partai itu tidak mau dikaakn berpolitik pada era rezim Suharto. Tidak terkecuali oknum TNI. OknumTNI tersebut yang semestinya berjuang membela rakyat dan membela Negara dari ancaman orang luar
Alkisah kronologis tragedi pemukulan/penganiayaan oknum TNI berinsial Bhr (43) di lokalisai GS (lokasi Tjap Djie Kya) tersebut adalah bermula dari seorang editor tabloid X-pose, Anies Septivirawan (39) yang mengambil gambar lokasi judi jenis Tjap Djie Kya (cap ji ki) di ujung paling barat Lokalisasi GS. Ketika editor X-pose tersebut memfoto arena judi tersebut, tiba-tiba sekelompok kerumunan orang berjumlah 4 orang yang bermain domino di bale-bale sebuah wisma GS memanggil Anies Septivirawan untuk menanyakan obyek foto apakah yang diambilnya, dengan nada Tanya yang cukup tinggi dan agak kaku, oknum TNI berpakaian preman (berkumis) dan bertopi pada malam itu tanpa menyatakan ba-bi-bu lagi tiba-tiba langsung melayangkan bogem telak kepada arah wajah Anies Septivirawan yang sedang memegang kamera digital dan tiba-tiba pula salah satu “kaki-tangan” oknum anggota TNI tersebut merampas kamera digital yang dipegang sang wartawan setelah sang wartawan itu memperoleh bogem mentah dari sang oknum TNI berinisial Bhr (Bandar Tjap djie Kya). Usai membogem sang wartawan, dengan nada entengnya mengatakan,”Silahkan kalau seumpama anda memiliki rasa dendam terhadap saya, saya siap menerima dari apa yang akan anda lakukan terhadap saya kapan saja silahkan, mas. Dan sekarang apa maunya anda terhadap saya, saya siap menerima perlakuan apa saja dari anda, kapan saja kalau anda mau,” ujarnya dengan nada congkak dan pongah kepada Anies Septivirawan, malam Selasa (1/1/2007) lalu di sebuah bale di depan wisma GS beberapa waktu lalu sembari mendapat dukungan moral dari seorang wartawan harian. (ans/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar