Cak Nun: Pak Harto Legowo Mundur
Almarhum mantan Presiden Soeharto menyisakan kenangan bagi banyak pihak. Salah satunya budayawan Emha Ainun Najib. Pria yang akrab disapa Cak Nun ini terlibat dalam peristiwa menjelang mundurnya Pak Harto sebagai presiden pada 21 Mei 1998.
Pada 16 Mei 1998, Cak Nun bersama almarhum Nurcholis Madjid, mantan Menteri Agama Malik Fadjar, serta enam tokoh politik lain menuliskan surat yang meminta Pak Harto segera mengundurkan diri sebagai presiden. "
Pada 18 Mei 1998,
Menurut Cak Nun, Pak Harto dengan mudah menuruti permintaan sembilan tokoh karena dirinya menyadari rakyat
Sekadar informasi, beberapa hari menjelang lengesernya Pak Harto, Ibu Kota diwarnai aksi demontsrasi, kerusuhan, dan penjarahan besar-besaran. Bahkan, gedung MPR/DPR dikuasai ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Sejumlah jalan protokol diblokade aparat keamanan.
Cak Nun menambahkan, Pak Harto sebenarnya sudah siap mundur pascakerusuhan 14 dan Mei 1998. Pak Harto kemudian makin mantap untuk mundur sejak 18 Mei 1998. Namun, Pak Harto baru menyatakan pengunduran diri secara resmi tiga hari kemudian. "Itu pun diperkuat dengan masukan dari berbagai pihak terdekatnya," jelas Cak Nun.
Dalam kesempatan sama, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Sugeng Sarjadi Syndicate Sukardi Rinakit menilai keputusan Pak Harto mundur sangat tepat. Terlebih, kondisi politik, ekonomi, serta keamanan saat itu tidak menentu. "Saya melihat Pak Harto ikhlas dengan tindakannya. Sebab, pada dasarnya Pak Harto tak ingin ada pertumbahan darah di level warga sipil," ujar Sukardi yang kerap bertemu Pak Harto.(RMA/Rosianna Silalahi) Sumber: liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar