24 Februari, 2008

Motif Dendam, Dukun Racun Pasutri Polisi Hingga Tewas


Berkat kesigapan anggota Polisi Polda Bali dan Polres Karangasem pelaku dapat di ringkus dengan cepat dari hasil.dari hasil pemeriksaan pelaku ternyata residivis dan ironisnya lagi pelaku juga pernah membunuh dua pasang pasutri (pasangang suami istri lain) pada tahun lalu.sehingga total korbannya 8 orang dan X-pose coba menyulusirinya. Apa motif tersanka menghabisi korbannya hingga tewas?

Satu keluarga Polisi logistik Polres karang asem AIPTU ALIT SRINATA tewas yang di perkirakan di racun sabtu [26/1] malam Alit Srinata dan Istrinya di temukan tewas terkapar di teras rumah nya sementara salah satuanak kandung korban I kadek Sugita [20] dan anak angkatnya Igede Sujana alias Capung [20] tewas dengan jenazah menumpuk di sebelah kandang babi 100m, dekat tempat tinggal korban. Endapan kopi yang ditemukan di TKP disinyalir penyebab tewas nya AIPTU SRINATA beserta istri dan dua anaknya ternyata mengandung Zat sianida alias potasium [racun]. Hasil labfor Denpasar unsur racunyang terkandung di barang bukti [BB] yang disita polisi mencapai 16.600 ppm [Miligram/Liter] kepa puslabfor Denpasar komisaris besar [Kombes] Polisi Ir.M. Abdul Khadir yang di dampingi Kabid Humas Polda BALI Kombes Pol As Reniban, menegaskan, timpuslabfor melakukan olah TKP pada sabtu 26/1 lalu. Petugaspun mengambil dua barang bukti diantaranya seikat sayur, dan endapan kopi, hasil yang didapat setelah melakukan ujicoba/penelitian di laboratorium endapan kopi yang ditemukan di TKP positif mengandung zat kalsium sianida atau potasium yg mengagetkan lagi, kandungan potasiumi didalamnya tergolong tinggi jadi jelas endapan kopi itu penyebab tewasnya Aiptu Srinata, beserta istri dan anaknya. Sementara sayur tidak di temukan unsur zat sianida alias negatif tegasnya.dengan melihat kandungan zat sianida di dalam kopi tersebut, dengan mengkonsumsi 10cc saja korban bisa tewas apa lagi dalam dosis tinggi, seperti itu kata Kombes Pol As Reniban, sementara air yang di duga dipakai oleh korban pun turut serta di periksa namun hasilnya negatif.sementara Kapollres Karang Asem AKBP DRS ISTIYONO mengatakan mayat Alit Srinata akan di kebumikan dalam upacara Militer Kepolisian selasa 29/1 di Desa Pekraman Gamongan, Srinata di mata masyarakat dikenal ramah dan masyarakat menyayangkan atas meninggalnya Srinata dengan cara mengenaskan seperti itu. Namun dalam waktu yang sangat singkat Polres Karang Asem dan Polda Bali, sudah berhasil menangkap pelaku di tempat tinggalnya. Namun kesedihan di rasakan oleh IGEDE SOMA putra satu satunya yang tersisa, IGEDE SOMA anak dari Alit Srinata ini kebetulan juga seorang anggota Polisi yang selama ini bertugas di Poso (Palu) hati seorang anak yang sangat mencintai orang tuanya tentu merasakan kesedihan yang luar biasa apa lagi adik kandungnya dan adik angkat yang juga di cintai itu turut menjadi korban biadab sang pelaku. SOMA berharap pelaku ditangkap dan dijatuhi hukuman yang setimpal atas perbuatannya. SOMA kini hidup sebatang kara, dan hidupnya seakan galau, cobaan dirasakan sangat berat, namun dia (Soma) seorang Polisi tentu mencoba untuk tabah dan tidak merasa cengeng karena bagai manapun jiwa beraninya sebagai Polisi dia harus tabah dan merelakan kepergian keluarga tercintanya, berkat kerja yang profesional anggota Polisi akhirnya pelaku dapat di ringkus di rumahnya pada malam hari tanpa ada perlawanan yang berarti. Pelaku seorang residivis dan pelaku pemuja judi diantaranya tajen (sabung ayam) judi togel. Pelaku yang bertubuh gemuk dan kumis tebal ini, seperti tak punya rasa bersalah ataupun penyesalan pada dirinya.bagaimana pelaku sampai kenaldengan korban Alit Srinata? Ternyata pelaku sudah kenal lama dengan Alit Srinata dari dulu, Pelaku atas nama IPUTU SUAKA sudah sering bertamu kerumah Srinata dan kebetulan Suaka dikenal sebagai seorang dukun. Suaka menceritakan pada aparat yang menangkapnya Awalnya anak Srinata pernah sakit dan Srinata minta bantuan Suaka untuk membantu mengobati anaknya dengan janji apa bila anaknya sembuh diobati Srinata akan emberikan uang sekitar tiga jutan rupiah, namun korban tak tepat janji karna saat anak korban sembuh Suaka hanya diberi uang seratus sampai duaratus ribu saja, katanya. Namun Polisi tak percaya begitu saja sebab di ketahui ada motif lain, karena uang korban dari hasil menjual cengkeh sebesar sepuluh juta hilang, alias dicuri pelaku sesudah meng habisi keluarga Srinata. Suaka sudah merencanakan dari awal karna merasa sakit hati, dengan potasium ditangan Suaka datang bertamu seperti biasa, Srinata tak curiga sama sekali dan menyuruh sang anak membuat kopi untuk tamunya itu, namun Suaka dengan tenang ikut kedapur dan membubuhkan serbuk potasium itu ke kopi, kopi dibuat empat gelas yaitu satu buat Srinata, satu istri Srinata, dan kedua anaknya, dengan alasan kopi tersebut sudah berisi obat yang berkhasiat untuk kesehatan . Singkat cerita semua keluarga itupun meminumnya tanpa ada curiga. Seketika itu pula korban berjatuhan Srinata dan istri jatuh tak berdaya di teras rumahnya sedangkan kedua anaknya tewas menumpuk keduanya dekat kandang babi. Dari pengembangan Polisi kitapun di buat kaget karna pelaku juga mengaku pernah membunuh empat pasutri lainya yaitu pasutri KADEK SUARA [50] LUH SUKESI [45] Banjar Tingkih Jinang Dalem, Buleleng Bali pada tanggal 26 Oktober 2007, lalu. Dan pelaku juga membunuh pasutri BANAH dan KREMAN, kini delapan korban mati sia-sia di tangan pelaku sudah 8 orang. Istri pelaku pasrah atas perbuatan suaminya itu, saat X-pose dan wartawan lain meminta komentar pada istri tersangka [PUTU DARMINI] yang kala itu sedang memangku anaknya mengatakan “Saya tak tahu banyak tentang apa selama ini di lakukan suami saya karna setiap kemana pergi dia tak pernah bilang dan alasanya selalu ketemu teman bisnisnya. saya istri kedua Suaka, kata Suaka kepada saya [darmini] istri pertamanya sudah meninggal, dulu Suaka dikenal sebagai dukun dan bisnis barang antik pak,” kata istri pelaku.saat Polisi bertanya pada Darmini apa yang dibawa suaminya saat pulang pada malam kejadian di Karang Asem itu “saya tak tahu pak ..saya hanya bertanya kok baru datang dari mana?suami saya menjawab dari ketemu teman bisnis katanya, malah saya [darmini]sempat menonton berita yang menggemparkan itu di BALI TV, dan saat saya bilang berita yang ada di TV itu pada suami dia malah tenang tenang saja pak” tambah Darmini istri korban.pada sat Polisi menggeledah rumah tersangka, uang yang di curi dari rumah Alit Srinata di sembunyikan di kamar penyimpanan beras sebesar sepuluh juta. pelaku suaka tinggal dirumah mertuanya yaitu ibu dari istrinya. Suaka bukan warga asli Desa ALASANGKER dia hanya menumpang pada mertuanya, warga Desa pun akan memberikan sangsi yaitu mengusir Suaka dari Desa Alasangker. Darmini pasrah bahkan cintanya pada Suaka seakan sudah hilang, silakan pak di hukum saja dia saya tak mau tahu kata Darmini. karna Darmini tahu suaminya di tuntut hukuman seumur hidup. Sementara di tempat yang terpisah anak AIPTU ALIT SRINATA yang kini hidup sebatang kara yaitu IGEDE SOMA mohon ijin pada kepada Kapolda Bali agar dia bisa di pindahkan untuk bertugas di tanah kelahiranya bali, karna dirumahnya sudah tak ada siapa-siapa lagi. mendengar hal itu Kapolda Bali IRJEN PAULUS PURWOKO bakal mengabulkan permintaanya dan akan berkoordinasi dengan Kapolda Palu agar diberikan kemudahan. (I Nyoman Sutardjana)

Bocah Usia 2 Setengah Tahun di Paiton Dicabuli Pamannya

Untuk urusan nafsu memang tidak memandang saudara ataupun siapa saja jika orang yang bersangkutan tidak memiliki iman yang kuat. Meskipun masih berbau saudara sepanjang sama-sama mau dan memilik kesempatan, maka terjadilah. Namun untuk urusan moral bejat yang satu ini bukanlah persoalan mau atau tidak. Pasalnya, bocah berusia 2,5 tahun yang berinisial Mtm tersebut telah bernasib malang karena sudah disodomi/dicabuli pamannya sendiri yang berinisial Shr (18) dan Syf (18), warga Desa Kalikajan Wetan, Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Tabloid X-pose menyebutkan bahwa peristiwa pencabulan berwal ketika orang tua Mtm (korban) menitipkan bocah berusia balita (bawah lima tahun) tersebut kepada Shr dan Syf di rumah bibinya, yang bernama Yati (35). Karena pada waktu itu Mtm akan ditinggal ke sawah oleh bapaknya dan dititipkan kepada tersangka dan bapaknya percaya seratus persen kepada tersangka. Namun, sialnya, ketika bapak korban sehabis pulang dari sawah, telah mendapati korban Mtm yang akan mengeluarkan air kecil amun mengeluh kesakitan. Rasa curiga pun langsung menyergap batin bapak sang korban. Dan ketika sang bapak korban mencoba melihat kemaluan Mtm, ternayat di selangkangan emaluan Mtm ada bercak-bercak sperma dan ada sesuatu yang robek di pinggiran kemaluan tersebut. Bapak korban pun langsung melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian sebelum kedua tersangka tersebut kabur. Maka, selang beberapa hari pihak kepolisian berhasil melakukan pemanggilan dan penangkapan terhadap kedua tersaangka tesebut.

Saat wartawan tabloid X-pose melakukan konfirmasi seputar hal tersebut kepada Kapolsek Paiton, AKP. Sutantyo, SH mengatakan,”Kedua tersangka pencabulan atas bocah berusia dua setengah tahun tersebut sudah kami tangkap dan kami tidak main-main dalam menangani kasus perkara ini,” ujar Kaplolsek Paiton kepada Tabloid X-pose membenarkan di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Sementara itu ketika wartawan Tabloid X-pose berupaya mengkonfirmasikan seputar hal itu kepada Kapolres Probolinggo, AKBP. Heru Pranoto melalui Kasat – Reskrim-nya, AKP. Samsul Arifin mengatakan,”Kedua tersangka pelaku pencabulan tersebut telah terbukti melakukan percobaan pemerkosaan,” ujar Kasat-Reskrim Probolinggo kepada Tabloid X-pose membenarkan di ruang kerjanya beberapa waktu lalu. (ddk/ans)

19 Februari, 2008

PENUTUPAN LOKLISASI DAN RAZIA TIDAK MENYELESAIKAN MASALAH


SEPANJANG akar persoalan tumbuhnya prostitusi tidak diatasi, maka selama itu pula masalah prostitusi tidak akan berakhir. Penutupan lokalisasi membuktikan, sarana tersebut tidak efektif untuk menyelesaikan persoalan pekerja seks komersial (PSK).

Pertama, pekerja seks menjadi tersebar di berbagai tempat dan tidak terdeteksi serta sporadis. Kedua, menutup lokalisasi berarti juga menutup mata pencaharian masyarakat sekitar yang bergantung pada keberadaan lokalisasi tersebut.

Ketiga, penutupan lokalisasi tanpa memberikan alternatif mata pencaharian bagi para pekerja seks di wilayah yang jauh lebih rentan oleh praktek kekerasan, pemerasan, dan pelanggaran HAM lainnya. Keempat, penutupan ini terkesan tidak didahului oleh penelitian karena pembuat kebijakan penutupan tidak melihat adanya fenomena bahwa diantara pekerja seks tersebut diantar oleh orang tuanya sendiri ke lokalisasi, dan orang tua merekalah yang langsung menerima penghasilan pekerja seks anak-anak.

Lebih dari itu semua, semakin sulitnya mereka memperoleh penghasilan berarti semakin memiskinkan mereka. Sehingga harapan untuk memperbaiki kehidupan dan masa depan serta keluarganya semakin jauh.

Oleh karenanya Koalisi Perempuan Indonesia berkesimpulan:

  1. Menghapuskan praktek prostitusi dengan menutup lokalisasi dan melakukan razia merupakan tindakan tidak masuk akal. Karena selama akar persoalan dari tumbuhnya prostitusi tidak ditanggulangi, yaitu kemiskinan dalam berbagai bentuk, semuanya menjadi sia-sia.
  2. Negara mempunyai kewajiban melindungi masyarakat, membebaskan masyarakat dari perasaan takut dan terancam. Bukan sebaliknya, justru menimbulkan perasaan takut dan terancam dengan razia yang marak dilakukan. Pasal 6 UU no. 7 tahun 1984, menyebutkan; Negara wajib membuat peraturan-peraturan yang tepat termasuk pembuatan undang-undang untuk memberantas segala bentuk perdagangan wanita dan eksploitasi pelacuran.
  3. Sidang komite PBB untuk penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan (19 Jan - 6 Feb 1998), membahas laporan pelaksanaan konvensi oleh pemerintah Indonesia, menyatakan, selama ini Indonesia tidak mempunyai hukum dan peraturan khusus, berkaitan dengan perdagangan perempuan (termasuk prostitusi). Padahal, secara formal, KUHP tidak mengancam pelaku prostitusi dengan pidana, namun pasal 297 KUHP melarang adanya perdagangan wanita dan anak laki-laki yang belum cukup umur. Tetapi negara tidak melakukan penegakan hokum atas pelanggaran tersebut. dan mungkin Perda di berbagai daerah menganggap tindakan melacur adalah tindakan melanggar tata tertib sosial ( pelanggaran terhadap kesusilaan). Namun Perda tersebut sesungguhnya tidak cukup adil, sebab pemerintah tidak melakukan pemberdayaan bagi masyarakat dan tidak ada upaya-upaya lain yang dapat menghambat lajunya perkembangan prostitusi.

Pekerja Seks Tanggung Jawab Negara dan Masyarakat

Tanggung jawab negara (Pemda dan DPRD) dan masyarakat harus meliputi dan bergerak pada tiga level sekaligus. Yaitu mengubah situasi-situasi yang menempatkan perempuan terdesak ke prostitusi melalui demokrasi dan pemberdayaan ekonomi rakyat yang berkeadilan bagi kelompok masyarakat laki-laki dan perempuan, misalnya memberikan peluang berusaha yang adil. Mengubah cara pandang dan relasi (hubungan) yang tidak seimbang antara laki-laki dan Perempuan, sebab selama ini pandangan mengutamakan laki-laki dan merendahkan perempuan merupakan salah satu akar permaslahan dari lahirnya ketimpangan social. Meningkatkan jaminan dan perlindungan hokum bagi perempuan seperti misalnya mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan termasuk diantaranya adalah poligami dan penelantaran isteri atau bekas isteri beserta anak-anaknya (preventif). Kemudian, penanganan bagi mereka yang telah menjadi pekerja seks diarahkan upaya memberikan berbagai ketrampilan pada masyarakat agar mereka dapat melakukan usaha dibidang ekonomi dan meningkatkan daya beli, meningkatkan pelayanan kesehatan, pungutan pajak yang memberatkan serta tak membiarkan mereka menjadi obyek eksploitasi, pemerasan dan kekerasan sehingga pekerja seks mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk membuat pilihan hidup dan pilihan profesi (kuratif).

Level Rehabilitatif : menggugah kesadaran kritis atas situasi yang melingkupi mereka dan program peningkatan penapatan yang dapat menghidupi berdasarkan kebutuhan, serta memberikan tempat yang layak di masyarakat dalam proses alih profesi dan perubahan hidup.

REKOMENDASI:

Sementara menunggu penyusunan peraturan dan kebijakan-kebijakan berkaitan dengan pelaksanaan Pasal 6 UU no. 7 tahun 1984, maka praktek razia atau penertiban yang cenderung menimbulkan kekerasan perlu dihentikan.

Foto Musem Bondowoso, Berbuntut Panjang


Buntut dari sebuah pemberitaan di Tabloid X-pose Edisi 12 seputar foto adegan mesum yang diperankan oleh Aktor wanita yang berinisial TT, ibu Bhayangkari dan HN, oknum staf Dinas Pasar Bondowoso, Jawa Timur, kini tampaknya kian meruncing dan semakin runyam saja.

Pasalnya, berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Wartawan Tabloid ini menyebutkan bahwa, sebagai dampak dari pasca pemberitaan tersebut, salah satu pemeran foto beradegan mesum itu telah dipanggil Kapolres Bondowoso, guna mempertanggung jawabkan segala kelakuannya yang telah mencoreng citra korp kepolisian (Bayangkari) Dan juga diperoleh kabar seputar keberadaan rumah tangga HN yang semula tenang, kini setelah dilanda prahara memilukan, sang istri tercinta dari HN dikabarkan sudah pulang kampung ke Kediri, ke rumah orang tuanya. Selain itu, ada juga kejadian ironis, yakni Redaksi memperoleh tanggapan berupa surat yang dilayangkan lewat elektronik (e-mail) yang isi dan maksudnya agar redaksi Tabloid X-pose memuat sebuah hak jawab atas pemberitaan yang menurut obyek berita, isi pemberitaan tersebut tidak seimbang. Pengirim e-mail tersebut ber-ID tutik_bwso@yahoo.co.id Padahal, di dalam pemberitaan itu sudah dijelaskan bahwa ketika TT dihubungi via short message service (SMS) di ponsel-nya menyatakan: ya sudah dmuat aja, gk papa. Namun anehnya lagi, saat Redaksi membuka ulang e-mail Redaksi, ternyata ada satu surat elektronik (e-mail) lagi yang isi dan maksudnya senada agar surat hak jawab tersebut dimuat pada Tabloid X-pose Edisi 13. Dan ID e-mail itu yakni wahyu_hartono@yahoo.com. Menurut salah satu sumber valid menyebutkan bahwa pria pemilik ID e-mail ini menulis surat elektronik (e-mail) yang juga ber profesi sebagai Wartawan disebuah Media Tabloid mingguan terbitan Malang Jawa Timur, karena di bawah tekanan/intimidari TT, dan jika tidak mengirim e-mail bernada HAK JAWAB itu, sang pemilik ID diancam akan dibeberkan terkait hubungan selingkuhnya dengan sang wanita pemotret adegan mesum yang juga sahabat karib TT. Seusai isi e-mail HAK JAWAB itu di-print out, Redaksi Tabloid X-pose kedatangan dua tamu wanita dan salah satunya tidak lain yakni sang pemotret adegan foto mesum berinisial Mrt (50) dengan tujuan akan memberikan keterangan bahwa isu seputar dirinya berselingkuh dengan si pengirim e-mail itu tidaklah benar. Namun setelah Redaksi menunjukkan print-out email HAK JAWAB, sang pemotret membacanya dengan ekspresi wajah geram dan mulai berkomentar,”Oh ternyata si pengirim e-mail ini, sang pecundang itu to? Dan saya cukup paham mengapa dia (pria si pengirim e-mail-red) itu mengirim e-mail HAK JAWAB ini karena dia sudah sering dikasih kenikmatannya (ralat,porno-red) TT, jadi wajarlah jika dia membela TT, saya sangat paham sekali, mas, dan saya sangat tidak membenarkan atas isu yang menerpa diri saya yang katanya saya berselingkuh dengan WH itu, ngapain saya mau pacaran dengan Wartawan, wong Wartawan tidak mampu membahagiakan saya secara materi dan rohani kok,” ujar Mrt mengakhiri perbincangannya dengan Redaksi beberapa waktu lalu. (tim/ans)

16 Februari, 2008

Dua Gempa Kuat Goncang Yunani Selatan Namun Tak Ada Korban

Dua gempa kuat menggoncang Yunani selatan menimbulkan panik namun tidak menimbulkan korban atau kerusakan. Ahli seismologi Yunani mengatakan, gempa pertama terjadi sekitar tengah hari waktu setempat hari Kamis dengan kekuatan 6,5. Yang kedua berkekuatan 6,4 dan kemungkinan adalah getaran susulan.

Keduanya berpusat di bawah dasar laut di lepas pantai semenanjung Peloponnese, Yunani selatan. Yang pertama terasa sampai ke ibukota Athena dan di Italia di sisi lain Laut Adriatik.

Saksi mata di Yunani selatan mengatakan gempa pertama menyebabkan orang berhamburan ke jalanan dan sekolah-sekolah dievakuasi. Yang berwajib mengatakan hanya terjadi kerusakan kecil seperti retak-retak pada dinding beberapa gedung.

Institute Geodynamic di Athena mengatakan pihak menduga akan terjadi getaran susulan yang kuat di kawasan itu. Gempa bumi sudah biasa di Yunani yang berada di atas beberapa patahan.

Rex Walheim dan Stanley Love Melanjutkan Pekerjaan di Luar Stasiun Antariksa

15/02/2008


Dua astronot telah melanjutkan pekerjaan di luar Stasiun Antariksa Internasional merakit sebuah stasiun sains baru Eropa.

Rex Walheim dan Stanley Love memulai kegiatan mereka di luar pesawat pagi ini, memasang piranti eksperimen sains, diantaranya pemantau surya, ke bagian luar laboratorium Columbus itu.

Ini merupakan kegiatan ketiga dan terakhir di luar pesawat dalam misi ulangalik Atlantis ke stasiun di orbit itu. Walheim dan Love memasang laboratorium Badan Antariksa Eropa itu hari Senin dengan bantuan awak di dalam stasiun antariksa tersebut.

Atlantis akan kembali ke Bumi pekan depan.

15 Februari, 2008

BPN PROBOLINGGO,
GELAR SMS PLUS 2008
 
Setelah sukses dengan program
Sertipikat Massal Swadaya ( SMS ) pada tahun 2007, 
yang telah berjalan dan mencapai angka presentase di
masyarakat 75 % sangat antusias akan program tersebut,
 untuk langkah kedepan Kantor Badan Pertanahan
Nasional meluncurkan program kerja baru diawal tahun
2008 yang kegiatan tak jauh berbeda dengan program
kerja yang lama,  Ir. Bambang Sujatmono selaku Kepala
Instansi Badan Pertanahan Nasional ( BPN ) untuk
wilayah Probolinggo telah memenuhi permintaan dan
aspirasi masyarakat guna  kelengkapan Hak Kepemlikan
Tanah Perorangan yang biasanya pesertanya terkendala
dengan masalah biaya pengurusan tersebut.
 
        Untuk mengatasi masalah biaya tersbut pihak BPN telah
mengadakan suatu kesepakan dengan berbagai pihak
terkait seperti pihak BANK Jatim yang akan ikut
berperan serta sebagai penyandang dana kegiatan 
sertipikat masssal plus dengan memberikan bunga yang
rendah kepada peserta SMS Plus ini.   Ide ini berawal
dari  banyak kasus tanah di masyarakat yang pada
dasarnya karena belum didaftarkan untuk kepemilikan
yang syah dan lagi  sebagian masyarakat awam berpikir
yang  salah tentang pelayanan dalam instansi BPN
sebagai administratur Negara.
 
        Selain dengan BANK Jatim, Ir. Bambang Sujatmono juga
menegaskan bahwa program ini telah dibicarakan dengan
Bupati Probolinggo H. Hasssan Aminudin.  dan  juga
Walikota Probolinggo serta beberapa kepala Dinas
Instansi yang terkait dengan program SMS Plus, “
Saya memang mendukung kegiatan dari BPN dan juga akan
membantu melengkapi sarana dan prasarana program
tersebut “ Ujar Bupati Probolinggo H.Hassan
Aminuddin saat itu yang difonfirmasi  sedang ada di
ruang Pendopo, adapun rencana kegiatan SMS Plus
tersebut berdasarkan SK Bupati dan Kesepakatan ( MOU )
 dengan pihak bank Jatim selaku penyandang dana juga
kemitraan dengan masyarakat yang akan ikut dilibatkan
secara langsung sebagai pengumpul data ( Puldatta )
tentang Riwayat Tanah, selain itu BPN juga bermitra
dengan pihak jasa konsultan yang secara khusus
didatangkan dari kota Surabaya.
 
        Lebih lanjut Bambang juga mengatakan bahwa
dengan berjalannya Program sertipikat missal swadaya (
SMS ) plus ini , masyarakat bisa mendapatkan modal
pinjaman dari  BANK sebagai modal usaha  dengan
menjaminkan sertipikatnya kepada pihak BANK. Dan 
masih banyak lagi keuntungan yang langsung bisa
didapatkan dengan menjadi peserta SMS Plus. Kemudian
Tim X-pose menanyakan seputar terpilihnya bapak H.
Hassan Aminuddin sebagai Bupati Terpilih  
H. Hassan Aminuddin itu adalah orang baik dan pantas
untuk menjabat sebagai Bupati , H. Hasan
orangnya sangat peduli dengan setiap kesulitan
masyarakat probolinggo imbuh Bambang saat itu
diruang kerjanya. ( ddk/ar )

UNGKAPAN HATI YANG TER-ASINGKAN

Bukan Pilihan Hidup

Keterpurukan memang bukan pilihan. Acapkali ini karena suatu keterhempasan. Dan tiba-tiba diri yang terjerembab dan terasa sulit untuk dientaskan, meskipun teriakan sekencang apapun sering diperdengarkan. Ya, suara mereka, terutama yang sering kita sebut pelacur, siapa yang peduli untuk mendengarkan, kecuali mereka yang akan dan sedang antuaias membutuhkan “jasanya”. Setelah itu, nama dan wajahnya akan dilupakan karena transaksi sudah usai.

Harga dia hanya bernilai rupiah, tak lebih. Itu pun, bagi pekerja seks komersial, rupiah itu hanya bisa memenuhi kebutuhan hidup beberapa hari, bahkan mungkin untuk hari ini saja. Esok hari, mesti bertransaksi lagi. Begitulah seterusnya. Bekerja benar-benar dengan fisiknya. Tanpa hati tanpa pikiran. Jika dicermati, keseharian mereka bak robot. Hanya menjalankan . Menjalankan kemestian atau pilihan? Keduanya tak bisa kita amini, karena manusia seharusnya punya daya berontak untuk menentukan jalan hidup. Akan tetapi, bagi kalangan marginal, kaum pinggiran, langkah-langkah dan arah hidup tak banyak pilihan. Pilihannya terkadang hanya bertahan hidup. Nah, dengan alasan “bertahann” inilah, jalan-jalan sesakit apapun dilaluinya.

Menelusuri ke belakang dan mencari sebab-sebab, bisa berentet panjang. Minimnya pendidikan, atau bahkan sama sekali tak pernah sekolah, adalah salah satu faktor. Tapi mengapa tidak berpendidikan? Mungkin karena kemiskinan. Mengapa miskin? Ya, mungkin tidak adanya modal atau kesempatan memperoleh pekerjaan, dan sebagainya yang kait mengkait.

Namun, tak sedikit juga bukan karena dari diri mereka sendiri, melainkan karena kebijakan-kebijakan Pemerintah yang salah. Boleh jadi, mereka adalah korban pembangunan, tanah atau ladangnya tergusur, dsb. Sempitnya lapangan pekerjaan juga membuat yang miskin kian tak berdaya. Dan mereka yang terkalahkan dalam persaingan yang sempit itu, tak punya pilihan. Tetap bertani sulit, jadi buruh tidak mudah, pembantu rumah tangga pun tersisih, ataupun pilihan yang ada belum memenuhi target minimum penghidupannya. Maka .PSK merupakan pilihan terburuk yang harus dijalani. Tak seorangpun dari mereka pernah bercita-cita menjadi PSK. Tetapi hidup harus dipertahankan.

Ya, di sini kita tak bicara penghibur yang higt class . Tapi penghibur kelas pinggiran yang muncul dari kemiskinan keluarga dan lingkungannya. Mungkin kita ikut andil “melahirkannya” karena ketakpedulian kita ataupun kebijakan serta peraturan-peraturan yang kita terapkan sama sekali tak berpihak pada nasib mereka. Andaikan kita yang pelacur karena latar kemiskinan, adakah suara-suara aspirasi-aspirasi yang ingin kita kemukakan?! (ar/red)

KISAH NYATA


Kisah Keseharian Zaenal & Keluarga
Menambal Kebutuhan Hidup
Bersama Roda-roda Dengan Mata Hati
 
Krisis di negeri ini yang selalu berkelanjutan dan terjadi di semua
lini kehidupan ini tidak membuat salah satu anggota warga negara
Indonesia yang bernama Zaenal ini terbawa arus persaiangan hidup yang
ketat. Yah, sesosok Zaenal di usianya yang 35 tahun itu juga tidak
pernah pupus semangat hidupnya hanya karena salah satu panca inderanya
tidak lagi berfungsi secara sempurna tersebut, lalu bertopang dagu
atau berpangku tangan kepada orang lain. Bahkan meminta-minta, bagi
Zaenal adalah pekerjaan yang sangat hina. Pria beranak satu ini
kesehariannya selalu akrab dengan roda-roda yang membutuhkan jasa
dirinya. Meski tergolong tuna netra karena penglihatannya tidak
berfungsi lagi, Zaenal dengan semangat mudanya mampu menyekolahkan
anaknya yang kini masih duduk di bangku kelas IV SD Negeri. Sebagai
seorang suami dari wanita berusia 27 tahun yang bernama Misyani,
Zaenal pun tidak pernah melalaikan kewajibannya dalam memberikan
nafkah lahir dan batin, kendati penghasilan dari profesinya sebagai
penambal ban di tepi jalan raya Traktakan itu tergolong pendapatan
orang-orang di bawah garis kemiskinan, alias pas-pasan. Meskipun
demikian, kehidupan Zaenal dan keluarganya tidak pernah mengalami
kekurangan, dan ada kebahagian yang dirasakan keluarga kecil tersebut.
Saat wartawan Tabloid X-pose menemuinya di bengkelnya yang kecil namun
asri, pria separuh baya dengan berbusana celana pendek dan kaos tak
berlengan itu mengatakan,"Ya lumayanlah, mas. Kalau kebutuhan hidup
sehari-hari bagi saya dan keluarga tidak pernah kekurangan sampai
sekarang ini. Dan saya tidak pernah menggantungkan kepada orang lain,
padahal dulu pernah ada serombongan orang-orang dari Dinas Sosial yang
sempat melihat-lihat usaha perbengkelan saya ini, mereka bilang akan
memberikan bantuan dana terhadap usaha saya ini, tapi setelah saya
tunggu-tunggu hingga detik ini belum ada juga bantuan mengucur turun,
jadi saya bukan berarti menagih janjipada mereka tapi cuma ingat saja
kok, dan semoga saja Dinas Sosial Bondowoso, Jawa Timur juga ingat,"
ujar Zaenal kepada Tabloid X-pose beberapa waktu lalu di tempat
bengkelnya di jalan raya Desa Traktakan. (kir/cip/ans)

Nadi Furroh, Bocah Penderita Tumor GANAS


Tumor Ganas Yang Disia-siakan RSUD Subandi

Sungguh malang nian nasib yang kini tengah dialami bayi berusia sekitar 5 bulan lebih. Pasalnya, bayi/orok yang berumur 5 bulan lebih yang orang tuanya telah berupaya mencoba mau mengoperasikan penyakit tumor ganasnya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subandi Jember, Jawa Timur itu ternyata gagal. Penyebabnya adalah hanya karena persoalan biaya yang terlalu melambung tinggi. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Tabloid X-pose di lingkungan RSUD tersebut, pihak RSUD Subandhi Khususnya bagian Poly Bedah memberikan dua alternative penawaran jenis nominal terhadap orang tua penderita tumor (ayah Nadi Furroh-red), Miskan (40) telah memberikan penawaran yang menurut keluarga penderita selalu terjebak dalam dua pilihan yang sama sulitnya.

Nadi Furroh yang beralamat di Dusun Plalangan, Desa Sukomakmur, Kecamatan Ajung, Jember itu sudah tergolong lama menderita penyakit tumor ganas yang menempel di dahinya. Namun karena orang tua korban tidak tega melihat putra semata wayangnya tersebut terlalu lama menderita tumor mematikan itu, akhiernya sang ayah melarikannya ke RSUD Subandi. Akan tetapi pihak RSUD selalu mempersulitnya dengan alasan harus memakai kartu ASKIN kalau mau biaya operasi murah.

“Saya kan ditawarkan dua pilihan pengoperasian bagi tumor anak saya itu. Yang pertama bagi para pemegang kartu ASKIN termasuk saya bisa memperoleh biaya operasi agak ringan yaknisekitar Rp 750 ribu, namun pihak RSUD Subandi tidak bisa menjamin bisa mengangkat daging tumor itu dan hanya bisa berdoa saja, yang kedua yakni biaya operasi sebesar Rp 3,5 juta namun pasti bisa menjamin dan mampu mengangkat daging tumor tersebut, bagi saya kan tidak mungkin memiliki biaya operasi sebesar itu, sedangkan saya ingin cepat anak saya terbebas dari daging tumor yang setiap hari makin mambesar,” ujar ayah penderita, Miskan kepada Tabloid X-pose beberapa waktu lalu di RSUD Subandi, Jember.

Sementara itu ketika wartawan Tabloid X-pose berupaya mengkonfirmasikan seputar belum bisanya mengangakat daging tumor yang melekat di dahi penderita bernama Nadi Furroh itu kepada Direktur RSUD Subandi, dr. Kholid, pihaknya mengaku belum bisa dan belum siap untuk dimintai komentar maupun hak jawabnya. Dan pihaknya selalu terkesan menghindar, termasuk sang direktur. (ans/abd)


SISI LAIN KEHIDUPAN MALAM


PENUTUPAN LOKLISASI DAN RAZIA

TIDAK MENYELESAIKAN MASALAH

Penulis: Pecinta kedamaian dan Anti Kekerasan

SEPANJANG akar persoalan tumbuhnya prostitusi tidak diatasi, maka selama itu pula masalah prostitusi tidak akan berakhir. Penutupan lokalisasi membuktikan, sarana tersebut tidak efektif untuk menyelesaikan persoalan pekerja seks komersial (PSK).

Pertama, pekerja seks menjadi tersebar di berbagai tempat dan tidak terdeteksi serta sporadis. Kedua, menutup lokalisasi berarti juga menutup mata pencaharian masyarakat sekitar yang bergantung pada keberadaan lokalisasi tersebut.

Ketiga, penutupan lokalisasi tanpa memberikan alternatif mata pencaharian bagi para pekerja seks di wilayah yang jauh lebih rentan oleh praktek kekerasan, pemerasan, dan pelanggaran HAM lainnya. Keempat, penutupan ini terkesan tidak didahului oleh penelitian karena pembuat kebijakan penutupan tidak melihat adanya fenomena bahwa diantara pekerja seks tersebut diantar oleh orang tuanya sendiri ke lokalisasi, dan orang tua merekalah yang langsung menerima penghasilan pekerja seks anak-anak.

Lebih dari itu semua, semakin sulitnya mereka memperoleh penghasilan berarti semakin memiskinkan mereka. Sehingga harapan untuk memperbaiki kehidupan dan masa depan serta keluarganya semakin jauh.

Oleh karenanya Koalisi Perempuan Indonesia berkesimpulan:

  1. Menghapuskan praktek prostitusi dengan menutup lokalisasi dan melakukan razia merupakan tindakan tidak masuk akal. Karena selama akar persoalan dari tumbuhnya prostitusi tidak ditanggulangi, yaitu kemiskinan dalam berbagai bentuk, semuanya menjadi sia-sia.
  2. Negara mempunyai kewajiban melindungi masyarakat, membebaskan masyarakat dari perasaan takut dan terancam. Bukan sebaliknya, justru menimbulkan perasaan takut dan terancam dengan razia yang marak dilakukan. Pasal 6 UU no. 7 tahun 1984, menyebutkan; Negara wajib membuat peraturan-peraturan yang tepat termasuk pembuatan undang-undang untuk memberantas segala bentuk perdagangan wanita dan eksploitasi pelacuran.
  3. Sidang komite PBB untuk penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan (19 Jan - 6 Feb 1998), membahas laporan pelaksanaan konvensi oleh pemerintah Indonesia, menyatakan, selama ini Indonesia tidak mempunyai hukum dan peraturan khusus, berkaitan dengan perdagangan perempuan (termasuk prostitusi). Padahal, secara formal, KUHP tidak mengancam pelaku prostitusi dengan pidana, namun pasal 297 KUHP melarang adanya perdagangan wanita dan anak laki-laki yang belum cukup umur. Tetapi negara tidak melakukan penegakan hokum atas pelanggaran tersebut. dan mungkin Perda di berbagai daerah menganggap tindakan melacur adalah tindakan melanggar tata tertib sosial ( pelanggaran terhadap kesusilaan). Namun Perda tersebut sesungguhnya tidak cukup adil, sebab pemerintah tidak melakukan pemberdayaan bagi masyarakat dan tidak ada upaya-upaya lain yang dapat menghambat lajunya perkembangan prostitusi.

Pekerja Seks Tanggung Jawab Negara dan Masyarakat

Tanggung jawab negara (Pemda dan DPRD) dan masyarakat harus meliputi dan bergerak pada tiga level sekaligus. Yaitu mengubah situasi-situasi yang menempatkan perempuan terdesak ke prostitusi melalui demokrasi dan pemberdayaan ekonomi rakyat yang berkeadilan bagi kelompok masyarakat laki-laki dan perempuan, misalnya memberikan peluang berusaha yang adil. Mengubah cara pandang dan relasi (hubungan) yang tidak seimbang antara laki-laki dan Perempuan, sebab selama ini pandangan mengutamakan laki-laki dan merendahkan perempuan merupakan salah satu akar permaslahan dari lahirnya ketimpangan social. Meningkatkan jaminan dan perlindungan hokum bagi perempuan seperti misalnya mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan termasuk diantaranya adalah poligami dan penelantaran isteri atau bekas isteri beserta anak-anaknya (preventif). Kemudian, penanganan bagi mereka yang telah menjadi pekerja seks diarahkan upaya memberikan berbagai ketrampilan pada masyarakat agar mereka dapat melakukan usaha dibidang ekonomi dan meningkatkan daya beli, meningkatkan pelayanan kesehatan, pungutan pajak yang memberatkan serta tak membiarkan mereka menjadi obyek eksploitasi, pemerasan dan kekerasan sehingga pekerja seks mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk membuat pilihan hidup dan pilihan profesi (kuratif).

Level Rehabilitatif : menggugah kesadaran kritis atas situasi yang melingkupi mereka dan program peningkatan penapatan yang dapat menghidupi berdasarkan kebutuhan, serta memberikan tempat yang layak di masyarakat dalam proses alih profesi dan perubahan hidup.

REKOMENDASI:

Sementara menunggu penyusunan peraturan dan kebijakan-kebijakan berkaitan dengan pelaksanaan Pasal 6 UU no. 7 tahun 1984, maka praktek razia atau penertiban yang cenderung menimbulkan kekerasan perlu dihentikan.

Kilas Balik Tragedi Reformasi

Cerita di Balik Mundurnya Soeharto

TANGGAL 21 Mei 1998, pukul 09.00 WIB, semua perhatian tertuju ke credentials room di Istana Merdeka, Jakarta . Saat itu, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya. Dalam pidato yang singkat, Soeharto antara lain mengatakan, Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI, terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari ini, Kamis 21 Mei 1998.

Pengumuman pengunduran diri Soeharto Kamis pagi itu sesungguhnya tidaklah terlalu mengejutkan, karena sehari sebelumnya sudah ramai dibicarakan bahwa Presiden Soeharto akan mengundurkan diri. Yang menjadi pertanyaan, apa yang mendorong Soeharto akhirnya memutuskan untuk mundur? Karena, beberapa hari sebelumnya, Soeharto masih yakin dapat mengatasi keadaan.

Kejutan ke arah mundurnya Soeharto diawali oleh keterangan pers Ketua DPR/MPR Harmoko usai Rapat Pimpinan DPR, Senin (18/5) lalu.

Tanggal 18 Mei 1998

Pukul 15.20 WIB, Harmoko di Gedung DPR, yang dipenuhi ribuan mahasiswa, dengan suara tegas menyatakan, demi persatuan dan kesatuan bangsa, pimpinan DPR, baik Ketua maupun para Wakil Ketua, mengharapkan Presiden Soeharto mengundurkan diri secara arif dan bijaksana. Harmoko saat itu didampingi seluruh Wakil Ketua DPR, yakni Ismail Hasan Metareum, Syarwan Hamid, Abdul Gafur, dan Fatimah Achmad.

Namun, kejutan yang disambut gembira oleh ribuan mahasiswa yang mendatangi Gedung DPR itu, tidak berlangsung lama. Karena malam harinya, pukul 23.00 WIB Menhankam/ Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto mengemukakan, ABRI menganggap pernyataan pimpinan DPR agar Presiden Soeharto mengundurkan diri itu merupakan sikap dan pendapat individual, meskipun pernyataan itu disampaikan secara kolektif.

Walaupun sikap ABRI itu disampaikan setelah Wiranto memimpin rapat kilat dengan para Kepala Staf Angkatan dan Kapolri serta para panglima komando, tetapi diketahui bahwa pukul 17.00 WIB Panglima ABRI bertemu dengan Presiden Soeharto di kediaman Jalan Cendana. Dengan demikian, muncul dugaan bahwa apa yang dikemukakan Wiranto itu adalah pendapat Presiden Soeharto.

Pukul 21.30 WIB, empat Menko diterima Presiden Soeharto di Cendana untuk melaporkan perkembangan. Mereka juga berniat menggunakan kesem-patan itu untuk menyarankan agar Kabinet Pembangunan VII dibubarkan saja, bukan di-reshuffle. Tujuannya, agar mereka yang tidak terpilih lagi dalam kabinet reformasi tidak terlalu "malu". Namun, niat itu - mungkin ada yang membocorkan - tampaknya sudah diketahui oleh Presiden Soeharto. Ia langsung mengatakan, "Urusan kabinet adalah urusan saya." Akibatnya, usul agar kabinet dibubarkan tidak jadi disampaikan. Pembicaraan beralih pada soal-soal yang berkembang di masyarakat.

Tanggal 19 Mei 1998

Pukul 09.00-11.32 WIB, Presiden Soeharto bertemu ulama dan tokoh masyarakat, yakni Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama Abdurrahman Wahid, budayawan Emha Ainun Nadjib, Direktur Yayasan Paramadina Nucholish Madjid, Ketua Majelis Ulama Indonesia Ali Yafie, Prof Malik Fadjar (Muhammadiyah), Guru Besar Hukum Tata Negara dari Universitas Indonesia Yusril Ihza Mahendra, KH Cholil Baidowi (Muslimin Indonesia), Sumarsono (Muhammadiyah), serta Achmad Bagdja dan Ma'aruf Amin dari NU.

Usai pertemuan, Presiden Soeharto mengemukakan, akan segera mengadakan reshuffle Kabinet Pembangunan VII, dan sekaligus mengganti namanya menjadi Kabinet Reformasi. Presiden juga membentuk Komite Reformasi. Nurcholish sore hari mengungkapkan bahwa gagasan reshuffle kabinet dan membentuk Komite Reformasi itu murni dari Soeharto, dan bukan usulan mereka.

Dalam pertemuan ini, sesungguhnya tanda-tanda bahwa Soeharto akan mengundurkan diri sudah tampak. Namun, ada dua orang yang tidak setuju bila Soeharto menyatakan mundur, karena dianggap tidak akan menyelesaikan masalah.

Pukul 16.30 WIB, Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita bersama Menperindag Mohamad Hasan melaporkan kepada Presiden soal kerusakan jaringan distribusi ekonomi akibat aksi penjarahan dan pembakaran. Bersama mereka juga ikut Menteri Pendayagunaan BUMN Tanri Abeng yang akan melaporkan soal rencana penjualan saham BUMN yang beberapa peminatnya menyatakan mundur.

Pada saat itu, Menko Ekuin juga menyampaikan reaksi negatif para senior ekonomi; Emil Salim, Soebroto, Arifin Siregar, Moh Sadli, dan Frans Seda, atas rencana Soeharto membentuk Komite Reformasi dan me-reshuffle kabinet. Mereka intinya menyebut, tindakan itu mengulur-ulur waktu.

Tanggal 20 Mei 1998

Pukul 14.30 WIB, 14 menteri bidang ekuin mengadakan pertemuan di Gedung Bappenas. Dua menteri lain, yakni Mohamad Hasan dan Menkeu Fuad Bawazier tidak hadir. Mereka sepakat tidak bersedia duduk dalam Komite Reformasi, ataupun Kabinet Reformasi hasil reshuffle. Semula ada keinginan untuk menyampaikan hasil pertemuan itu secara langsung kepada Presiden Soeharto, tetapi akhirnya diputuskan menyampaikannya lewat sepucuk surat .

Pukul 20.00 WIB, surat itu kemudian disampaikan kepada Kolonel Sumardjono. Surat itu kemudian disampaikan kepada Presiden Soeharto. Soeharto langsung masuk ke kamar dan membaca surat itu. Soeharto saat itu benar-benar terpukul. Ia merasa ditinggalkan. Apalagi, di antara 14 menteri bidang Ekuin yang menandatangani surat ketidaksediaan itu, ada orang-orang yang dianggap telah "diselamatkan" Soeharto.

Ke-14 menteri yang menandatangani - sebut saja Deklarasi Bappenas - itu, secara berurutan adalah Ir Akbar Tandjung; Ir Drs AM Hendropriyono SH, SE, MBA; Ir Ginandjar Kartasasmita; Ir Giri Suseno Hadihardjono MSME; Dr Haryanto Dhanutirto; Prof Dr Ir Justika S. Baharsjah M.Sc; Dr Ir Kuntoro Mangkusubroto M.Sc; Ir Rachmadi Bambang Sumadhijo; Prof Dr Ir Rahardi Ramelan M.Sc; Subiakto Tjakrawerdaya SE; Sanyoto Sastrowardoyo M.Sc; Ir Sumahadi MBA; Drs Theo L. Sambuaga; dan Tanri Abeng MBA.

Alinea pertama surat itu, secara implisit meminta agar Soeharto mundur dari jabatannya. Perasaan ditinggalkan, terpukul, telah membuat Soeharto tidak mempunyai pilihan lain kecuali memutuskan untuk mundur.

Soeharto benar-benar tidak menduga akan menerima surat seperti itu. Persoalannya, sehari sebelum surat itu tiba, ia masih berbicara dengan Ginandjar untuk menyusun Kabinet Reformasi. Ginandjar masih memberikan usulan tentang menteri-menteri yang perlu diganti, sekaligus nama penggantinya.

Probosutedjo, adik Soeharto, yang berada di kediaman Jalan Cendana, malam itu, mengungkapkan, Soeharto pada malam itu terlihat gugup dan bimbang. "Pak Harto gugup dan bimbang, apakah Habibie siap dan bisa menerima penyerahan itu. Suasana bimbang ini baru sirna setelah Habibie menyatakan diri siap menerima jabatan Presiden," ujarnya.

Probosutedjo menggambarkan suasana di kediaman Soeharto malam itu cukup tegang. Perkembangan detik per detik selalu diikuti dan segera disampaikan ke Soeharto. Dikatakan, "Saya berusaha memberikan informasi terkini, tentang tuntutan dan permintaan yang terjadi di DPR, informasi bahwa akan ada orang-orang yang bergerak ke Monas, serta perkembangan dari luar negeri," ujar Probosutedjo, seraya menambahkan bahwa pada saat itu semua anak-anak Soeharto berkumpul di Jalan Cendana. Soeharto kemudian bertemu dengan tiga mantan Wakil Presiden; Umar Wirahadikusumah, Sudharmono, dan Try Sutrisno.

Pukul 23.00 WIB, Soeharto memerintahkan ajudan untuk memanggil Yusril Ihza Mahendra, Mensesneg Saadillah Mursjid, dan Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto. Soeharto sudah berbulat hati menyerahkan kekuasaan kepada Wapres BJ Habibie.

Wiranto sampai tiga kali bolak-balik Cendana-Kantor Menhankam untuk menyikapi keputusan Soeharto. Wiranto perlu berbicara dengan para Kepala Staf Angkatan mengenai sikap yang akan diputuskan ABRI dalam menanggapi keputusan Soeharto untuk mundur. Setelah mencapai kesepakatan dengan Wiranto, Soeharto kemudian memanggil Habibie.

Pukul 23.20 WIB, Yusril Ihza Mahendra bertemu dengan Amien Rais. Dalam pertemuan itu, Yusril menyampaikan bahwa Soeharto bersedia mundur dari jabatannya. Yusril juga menginformasikan bahwa pengumumannya akan dilakukan Soeharto 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB.

Dalam bahasa Amien, kata-kata yang disampaikan oleh Yusril itu, "The old man most probably has resigned". Kabar itu lalu disampaikan juga kepada Nurcholish Madjid, Emha Ainun Najib, Utomo Danandjaya, Syafii Ma'arif, Djohan Effendi, H Amidhan, dan yang lainnya. Lalu mereka segera mengadakan pertemuan di markas para tokoh reformasi damai di Jalan Indramayu 14 Jakarta Pusat, yang merupakan rumah dinas Dirjen Pembinaan Lembaga Islam, Departemen Agama, Malik Fadjar. Di sana Cak Nur - panggilan akrab Nurcholish Madjid - menyusun ketentuan-ketentuan yang harus disampaikan kepada pemerintahan baru.

Pukul 01.30 WIB, Amien Rais dkk mengadakan jumpa pers. Dalam jumpa pers itu Amien mengatakan, "Selamat tinggal pemerintahan lama, dan selamat datang pemerintahan baru". Keduanya menyambut pemerintahan transisi yang akan menyelenggarakan pemilihan umum hingga Sidang Umum MPR untuk memilih pemimpin nasional yang baru dalam jangka waktu enam bulan.

Tanggal 21 Mei 1988

Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya. Kekecewaannya tergambar jelas dalam pidato pengunduran dirinya, ... Saya telah menyatakan rencana pembentukan Komite Reformasi dan mengubah susunan Kabinet Pembangunan ke-7, namun demikian kenyataan hingga hari ini menunjukkan Komite Reformasi tersebut tidak dapat terwujud, karena tidak adanya tanggapan yang memadai terhadap rencana pembentukan komite tersebut.

Dalam keinginan untuk melaksanakan reformasi dengan cara-cara sebaik-baiknya tadi, saya menilai bahwa dengan tidak dapat diwujudkannya Komite Reformasi, maka perubahan susunan Kabinet Pembangunan VII menjadi tidak diperlukan lagi.

Dengan memperhatikan keadaan di atas, saya berpendapat sangat sulit bagi saya untuk dapat menjalankan tugas pemerintahan negara dan pembangunan dengan baik. Oleh karena itu dengan memperhatikan ketentuan Pasal 8 UUD 1945 dan secara sungguh-sungguh memperhatikan pandangan pimpinan DPR dan pimpinan Fraksi-fraksi yang ada di dalamnya, saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI.

Seusai Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya, dan BJ Habibie mengucapkan sumpah sebagai Presiden, Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto dalam pidatonya menyatakan, ABRI akan tetap menjaga keselamatan dan kehormatan para mantan Presiden/Mandataris MPR, termasuk mantan Presiden Soeharto dan keluarga.

(Sumber: KOMPAS.27/05/98)

BUTA HURUF DI MALANG

Dinas pendidikan kabupaten malang semakin mengintensifkan program pelatihan bagi tutor Keaksaraan Fungsional (KF) sebanyak 159 tutor dimana tutor - tutor tersebut berasal dari kalangan PGRI, PKK dan PKBM(Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). Hal ini dikarenakan Kabupaten Malang masih menduduki peringkat teratas mengenai buta huruf di Jawa Timur.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur (Jatim), Rasiyo.

"Dari 38 kota/kabupaten yang ada di Jawa Timur, Kabupaten Malang tampaknya menempati posisi tingkat pertama dimana jumlah orang/warga masyarakat di Malang yang buta huruf mencapai angka 12 ribu jiwa,"

Hal ini diamini oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Suwandi.

Suwandi mengatakan,”Pada tahun 2008 ini, jumlah buta aksara di Kabupaten Malang tersisa 12.216 orang yang kalau ditotal mulai tahun 2003 sampai sekarang berjumlah 28 ribu jiwa, hal ini menunjukkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malang serius mengentas buta aksara," ujarnya kepada Tabloid X-pose beberapa waktu lalu di ruang kerjanya.

Pihaknya menargetkan 8 ribu jiwa bisa baca tulis dan 4.217 jiwa akan dituntaskan pada 2009 mendatang dan hal ini pula yang membuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malang giat melakukan pelatihan tutor sukarela guna mencapai target 2009.

Metode yang digunakan yaitu berupa Calistung Dasi (membaca,menulis,berhitung,berdiskusi dan aksi).

Menurut Instruktur Pengajar, Mashadi, SpdI menyebut bahwa metode tersebut telah dibakukan di bawah naungan Organisasi Pendidikan PBB.(suseno/henry)

HCC ( Herky Cycling Club ) Berolah Raga sambil

Dunia Olah raga kini sudah semakin
banyak diminati oleh semua lapisan masyarakat dari
yang tua maupun muda, dari pejabat sampai rakyat biasa
tak pandang bulu demi mencapai hidup sehat dan juga
sarana untuk berekreasi sambil melepaskan sejenak
semua beban aktifitas yang menjemukan,  seperti  baru
– baru ini HCC ( Herky Cycling Club )  yang berdiri
pada tanggal 20 Januari 2007 di usianya yang tepat
satu tahun, pada tanggal 25 Januari 2008 digelar acara
HUT  HCC yang perdana bertempat di Komplek Pemandian
Wisata Candi Kendedes kecamatan Singosari kabupaten
Malang  yang diawali dengan lomba Fun Bike yang dibuka
secara langsung oleh Wakil Bupati Malang beserta
jajaran,  acara tersebut berlangsung cukup meriah
karena setelah bersepeda para peserta Fun Bike yang
sebagian besar adalah anggota Skuadron-32 Lanud
Abdurrahman Saleh dan dari Pemkab serta masyarakat
umum yang ada di pemandian juga ikut dihibur oleh 3
penyanyi  lokal kota malang yang melantunkan lagu-lagu
dangdut mix, Komandan Skuadron-32 Letnan Kolonel
Penerbang  Dedigasi. E tampak pada acara potong kue
tart memberikan kehormatan kepada anggota tertua di
Skuadron-32 yaitu Lettu Samiran yang berusia 63 tahun
untuk menikmati kue tart tersebut,  saat dikonfirmasi
mengenai HUT HCC Letkol Dedigasi.E mengatakan bahwa
kegiatan Fun Bike di satuan ini sangatlah penting
untuk menjaga stamina tiap anggota dan juga sambil
berekreasi untuk  melepaskan kejenuhan setelah
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari 
“ Saya sebagai Komandan Skuadron-32 Lanud Abdurahman
Saleh mewajibkan semua anggota saya untuk ikut
bergabung  dalam club HCC yang sudah berjalan tepat 1
tahun pada tanggal 20 Januari 2008. 
        Sebagai ketua umum Herky Cycling Club ( HCC ) adalah
Kapten Tek Nur Widodo  saat dikonfirmasi  menjelaskan
tentang awal mula berdirinya HCC yang nama tersebut
diambil dari makna “ Para Penerbang Hercules “
sebagai pelindung HCC adalah Dan Skuadron-32 yaitu
Letkol Penerbang Dedigasi Elzaf, kegiatan ini
dilakukan pada setiap hari sabtu, setiap anggota HCC 
harus mengikuti aturan-aturan anggaran dasar yang
diambil / dikenakan setiap anggota club Rp.10.000,- /
Bulan . menurut data yang dhimpun dilapangan
menyatakan bahwa Lokasi Wisata Pemandian  CAndi
Kendedes ini adalah tanah milik Lanud Abdurahman Saleh
yang pada tahun 1998 telah didaftarkan secara sah (
sertipikat ) oleh  Danlanud Abdurahman Saleh yaitu
Marsekal Pertama Ali Mursini dan secara hirarki sampai
kini terakhir dikelola oleh Dan Skuadron-32 Letkol
Penerbang Dedigasi E
        Wisata Pemandian Candi Kendedes ini terletak 18 Km
dari Utara Kota malang yang berhawa dingin dan
bercurah hujan sanggat tinggi,  dulu tempat ini kurang
terawat dengan baik  dan dimulai pada tahun 1998
tempat ini mulai direhabilitasi total dengan
menghabiskan dana + 1 Milyar sampai dengan sekarang
ini ,masih dalam perbaikan dan untuk merehab tempat
wisata ini berasal dari potongan wajib anggota sebesar
Rp 50.000/ bulan , kini berkat dana tersebut semua
pengunjung dengan membayar harga tiket masuk
Rp.5.000,- /org sudah bisa menikmati pemandangan alam
bersejarah Candi Kendedes yang konon dahulu adalah
tempat peristirahatan Putri Kendedes istri dari Ken
Arok  yang terkenal dengan keris saktinya , menurut
mitos setempat mempercayai tempat pemandian ini konon
kabarnya siapapun yang mandi ditempat ini apabila
sedang sakit maka dia akan segera sembuh, bila ingin
cepat mendapat jodoh segera akan terkabul dan masih
banyak hal mistik lainnya, nampaknya tempat pemandian 
Wisata Candi KEndedes ini harus mendapat perhatian
dari Dinas Pariwisata  agar supaya kelestariannya bisa
terjaga dengan  baik dan merupakan bukti Sejarah anak
cucu kita kelak nantinya sebagai generasi penerus.  (
Didik / Agus )

Vokal Bukan Sekedar Hobby

Menjadi seorang artis tidaklah mudah seperti yang dibicarakan orang, tidak hanya penampilan yang menarik dan memiliki wajah yang cantik, nemun harus bisa menjadi bagian dalam hidupnya, karma artis adalah suatu profesi yang menyita banyak orang (penggemar-red), disamping suara yang harus pas terhadap tembang yang akan diperankan, sikap dan gaya juga harus mendukung dari segala hal, karena profesi sebagai seorang penghibur bagi banyak orang, bukanlah hanya sebatas Hobby, namun harus bisa membuat para penggemarnya terkesima dan terhibur.

Indah Yani atau yang biasa dipanggil Indah Safitri, dara cantik kelahiran Lumajang 2 Agustus 1975 ini, meniti karirnya sejak dia duduk dibangku sekolah SMP, olah vocal yang digeluti sejak usia anak-anak hingga remaja memang tak sehebat Artis-artis yang sudah GO Ibu Kota, namun kecintaannya terhadap dunia Vokal (Artis), sudah tidak bisa di anggap sekedar mencari kepuasan dan penghasilan semata. Indah Safitri, sebutan nama beken dia di kalangan belantika sederetan Artis Dangdut Daerah, bila kita mendengar deretan Artis Jawa Timuran, tentulah kita pernah tau dengan Indah Safitri, yang biasa menendangkan lagu HIT Dangdut yang ber irama Koplo, atau Kendang Kempulan.

Dara manis yang memiliki Talenta sebagai Artis panggung ini, tak pernah bosan bila bicara soal dunia Music, karena baginya music adalah dunianya, bahkan kalau ditanya soal kecintaannya, antara pacar dan Music (Karir-red), Indah, lebih memilih meneruskan Vokalnya sebagai Artis. Bahkan sampai saat ini dara cantik asal Lumajang Jawa Timur, yang memiliki zodiak LEO ini, sampai saat ini masih Jomblo (Sendiri), “ya… bukannya gak mau sih mas punya pacar, hanya mereka menginginkan Indah berhenti dari menyanyi, iya mungkin itu masih belum jodoh Indah” ucap Indah pada X-pose dirumahnya di daerah Yosowilangun, dengan ekspresi senyum dengan memperlihatkan lesung pipinya yang manis.

Menurutnya kekasih baginya adalah orang yang dihiburnya, karena ia hanya menginginkan setiap orang yang dihiburnya menjadi senang dan menjadi kekasihnya, ditanya soal orang yang sepesial di hatinya, Indah menjawab dengan sambil tersenyum malu “ ada deh… Cuma itu rahasia, Ok.” lagi-lagi Indah melontarkan senyumnya, dara manis ini cukup banyak mendapat cobaan dalam meniti karirnya sebagai seorang penyanyi, hingga sampai pelecehan sebagai seorang wanita penghibur, namun dengan ketegarannya semua itu bisa mengendalikan emosinya, dan terus bisa meniti karirnya hingga saat ini. Celana Jens, adalah pakaian kesukaanya serta warna gelap dan merah adalah warna pavoritnya, sate dan bakso tak lepas dari makanan seleranya, namun untuk menjaga staminanya agar tetap bugar, Indah tetap menjaga kesehatan dengan ber olah raga terutama renang yang menjadi kebiasaannya serta minum jamu tradisional agar tetap VIT, baginya karirnya menjadi Artis adalah pilihan hidupnya. (Ar/bsn/rhm)

BERKAS EKSEKUSI AMROSI Cs DITOLAK


Rencana eksikusi mati terhadap terpidana mati kasus bom Bali I tahun 2002 yang menewaskan sedikitnya 202 korban jiwa dan ratusan korban luka, beberapa waktu lalu tepatnya 2 januari 2008 Kasipidum Kejaksaan Denpasar Bali I Wayan Suwila SH. MH menyerahkan salainan putusan penolakan Peninjuan Kembali ( PK,red ) yang diajukan terpidana mati Amrosi Cs.

Selama 4 hari rombangan Kejaksaan Denpasar Bali bertandang ke LP Nusakambangan Cilacap jawa Tengah dan kerumah keluarga masing masing terpidana diantaranya Iman Samudara diserang Banten dan kekeluarga Amrosi serta Gufron di Desa sukolilo Lamongan Jawa Timur, setelah menemui keluarga terpidana mati tersebut rombongan kejaksaan kembali ke Denpasar Bali.

Akan tetapi betandangnya rombongan dari Kejaksaan Denpasar Bali oleh pihak Amrosi Cs ditolak kehadirannya di LP Nusakambangan, kendatipun demikian pijhak kejaksaan tidak mempermasalahkan penolakan tersebut,” benar mas saya yang mengantarkan salinan keputusan PK tersebut dan juga benar kalau terpidana mati menolak kehadiran saya, namun saya tidak masalah yang penting tugas yang diberikan kepada teman teman dan saya selaku pendamping telah dilaksanakan dengan baik”, jelas I Wayan Suwila kepada X-pose diruang kerjanya.

Lebih lanjut I Wayan menjelaskan, kendatipun pihak terpidana mati menolak menemui rombongan kejaksaan Denpasar tetapi salinan putusan penolakan PK dari Mahkama Agung telah disampaikan kepada Pengadilan Negeri Cilkacap,” dengan demikian apa yang diputuskan pihak M A Amrosi cs tahu kalau PK-nya ditolak, saya tidak perduli ditemui dan tidak oleh para terpidana”, lanjutnya.

Selain dari itu apa yang dilakuaknya merupakan upaya untuk memeuaskan tuntutan masyarakat Bali khususnya yang telah menjadi korban kebiadaban para pelaku teroris, soal nantinya di eksikusi dan tidaknya para terpidana mati tersebut itu bukan kewenangannya, akan tetapi sesuai dengan undang undang yang telah ditetapkan memang harus diproses, tambah sang suami dari Ni Ketut Mery. ( Sudana )

Edarkan Upal, Oknum Guru Libatkan Siswa

Kasus peredaran uang palsu (UPAL –Red) di wilayah tugas pengawasan Polsek Klabang, Resort Bondooso Ja-Tim, berhasil terungkap setelah ke dua pengedarnya yakni, Yogo Bagus (31) dan Yuli Hendra K (19 thn) dimana Hendra masih berstatus sebagai pelajar SMA Pujer I KELAS 3 jurusan IPS, dan kedua-duanya adalah warga desa Cindogo Rt.19 Rw.7 kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso, tertangkap tangan oleh beberapa warga desa Sempol, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso, yang bekerjasama dengan beberapa perangkat desa setempat pada hari Sabtu 19 Januari 2008 sekitar Pkl.21.30 WIB pada saat sedang menjalankan aksinya, setelah tertangkap langsung diamankan di rumah P.Andi sebagai ketua Rt.setempat , namun sempat salah satu pelaku berencana untuk kabur dengan berpura-pura mengambil KTP-nya dan kedua kalinya kembali dapat ditangkap didepan Masjid Sempol, tanpa menemui kesulitan yang cukup berarti,akhirnya merekapun langsung digelandang ke Kantor Polsek Klabang sekitar Pkl.22.00 WIB dengan menggunakan kendaraan dinas pihak Kepolisian setempat dan dikawal ketat oleh dua personil aparat Kepolisian beserta 3 warga setempat yang terlibat langsung dalam aksi penangkapan antara lain, Sucipto, Nisur, dan sang pahlawan Hartono untuk diserahkan guna proses lebih lanjut.

Dari keterangan ke dua pelaku pengedar UPAL tersebut kepada AIP.Suprapto selaku penyidik, maka dapat dipastikan jika mereka hanya disuruh oleh Ahmadi alias P.Didik (45 thn) warga desa Sumber Suko Rt.3 Rw.1 yang juga bekerja sebagai Guru pengajar di salah satu SDN diwilayah Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso, untuk mengedarkan uang palsu dengan modus berpura-pura menukarkan uang atau membeli beberapa Rokok segala merk di kios-kios atau dipertokoan dengan cara berpindah-pindah tempat, kemudian uang yang sudah terkumpul dari hasil oprasi,dibagi tiga sama rata setelah dipotong uang makan dan transport, maka dari keterangan yang telah diperoleh pada tgl.21 Januari 2008 sekitar Pkl.01.00 WIB dini hari pihak Polsek Klabang dengan dipandu langsung oleh Kapolseknya yakni AKP.Samuel Pongdatu SH, langsung mengadakan penangkapan kepada Ahmadi yang ternyata rumahnya cukup berdekatan dari Kantor Polsek Klabang, kurang lebih 65 M tanpa menemui kesulitan dan Otak pelaku pengedar UPAL tersebut saat itu juga langsung digiring ke Kantor Polsek Klabang untuk dimintai keterangannya.

Para saksi yang memberikan keterangannya kepada Wartawan Tabloid X-pose dan LSM AKP (Yudi) di Kantor Desa Sempol, antara lain, P.Nisur, P.Sanimo, P.Sarip, P.Edy Sucipto dan Hartono termasuk Kepala Desa Sempol yakni P.Jatim, bahwa kedua pengedar tersebut berhasil ditangkap tangan setelah salah satu warga Desa Kalianyar memberikan informasi lewat via telpon seluler yang diterima langsung oleh P.Sanimo, yang juga sebagai Kaur Pemerintahan Desa Sempol, jika pada saat itu telah beredar uang palsu, sehingga saat itu pula informasi tersebut langsung dikembangkan kepada beberapa warga dan beberapa perangkat desa dan saat itu pula mereka langsung mangadakan pencarian, P.Yon dan P.andi yang turut dalam pencarian tersebut akhirnya pucuk dicinta ulampun tiba, bahwa tanpa sengaja cici-ciri pelaku yang mereka cari baru saja keluar dari rumah B.Cipto karena merasa diperhatikan maka dengan tergesa-gesa berencana kabur dengan sepeda motor Smashnya, bak Film action kejar-kejaran terjadi namun karena posisi P.Yon cukup jauh akhirnya Hartono yang lansung mengambil tindakan yang cukup sigap setelah mendengar teriakan dari P.Yon agar pelaku ditangkap, alhasil usaha merekapun berhasil dan segera pelaku dapat ditangkap segera diamankan ke rumah P.Andi selaku Ketua Rt.4,saat itu pula mereka lansung dibawa ke Polsek Klabang malam itu juga.

Setelah melalui proses lebih lanjut oleh pihak kepolisian maka ke tiga-tiganya dinyatakan tersangka sebab menurut AIP.Suprapto, sebagai penyidik yang menangani kasus tersebut kepada Wartawan X-pose diruang kerjanya bahwa Ahmadi Alias Didik sebagai tersangka utama sebagai pemalsu UPAL dijerat Pasal.244 KUHP dan kedua pengedar uang palsu yakni Yoga Bagus, dan Yuli Hendra K, dikenakan Pasal .245 KUHP juga diperkuat dengan adanya beberapa bukti termasuk alat cetak berupa Scanner merk Cannon, senilai Rp.950 ribu, sementara itu masing-masing pelaku dan pengedarnya akan mendapatkan sangsi pidana kurungan kurang lebih 15 tahun penjara namun pada saat Wartawan Tabloid X-pose dan Anggota LSM AKP menanyakan Surat pelapor kepada pihak pelapor, bahwa pihak Polsek akan segara membuatkan tinggal menunggu pihak warga Sempol sebagai Pelapornya “ Yah,begitulah Mas kalau punya istri dua, pasti akan berimbas kepada ekonomi rumah tangga dan kejadian seperti inilah buktinya “ sela AIP.Suprapto. selaku penyidik,kasus Upal yang sementara ini ditangani oleh pihak Polsek Klabang akan segera ditindak lanjuti sesuai Supremasi Hukum yang berlaku di NKRI tanpa pandang bulu SESUAI DENGAN APA YANG PERNAH DISAMPAIKAN Kapolsek Klabang Kepada Wartawan Tabloid X-pose waktu lalu.(kir/cip/tim)

Polisi Belum Bisa Bongkar Sindikat Korek Api Porno

Berhati-hatilah!. di Kota Gandrung Banyuwangi beredar korek api dengan visualisasi gambar porno. Warga resah dan mengkhawatirkan anak-anak mengkoleksinya

Korek api yang dilengkapi lampu yang bila dinyalakan mengeluarkan visualisasi gambar porno, marak beredar di Kota Banyuwangi, Jawa Timur, sehingga meresahkan warga setempat yang mengkhawatirkan dampaknya terhadap anak-anak.

Keresahan warga itu cukup beralasan karena korek yang menarik perhatian banyak orang itu, bisa dengan mudah didapatkan di pertokoan di Kota Banyuwangi, bahkan di Kios-kios rokok, dan dibeberapa pedagang asongan yang beroprasi di pelabuhan penyebrangan Ketapang Gilimanuk, dan terminal Bus umum, dengan harga hanya berkisar Rp2.500 per buah.

"Saya mendapatkan atau membeli korek tersebut di toko pinggir jalan seharga Rp2.500 per buah, dapat memilih bentuk dan jenis gambar yang terlihat di dalamnya," kata Joni (45) warga Muncar Banyuwangi, yang pada saat itu sedang berpapasan dengan X-pose di sebuah warung kopi saat dia menyantai menikmati kopi di warung pinggir jalan dikawasan pasar Rogojampi Kabupaten Banyuwangi.

Korek api porno yang dilengkapi lampu di ujung bawahnya itu, bila dihidupkan lampunya, lalu disorotkan ke dinding warna terang, maka akan muncul gambar perempuan bugil dalam berbagai pose.

Keresahan akibat peredaran korek api porno itu, terutama dirasakan oleh para ibu rumah tangga, karena tidak jarang anak mereka yang belum dewasa ikut memainkannya.

Ibu Avy (29) warga Kelurahan Tukang kayu, minta aparat keamanan dapat menertibkan dan menindak penjual korek api porno tersebut, karena keberadaannya sudah sangat meresahkan.

"Kita tidak ingin anak-anak melihat gambar tidak senonoh yang belum pantas dilihatnya, karena korek api tersebut dengan mudah didapatkan atau dibeli oleh siapa saja," katanya.

Walaupun sejauh ini pihak aparat kepolisian sudah memerintahkan jajarannya untuk menumpas peredaran pemasok dan penjual barang haram itu, namun masih banyak ditemukan adanya penjualan secara sembunyi-sembunyi untuk bias lolos dari pantauan petugas, bahkan kini sasaran mereka mulai masuk kekawasan pedesaan yang menjadi asset cukup besar untuk mendongkrak omzet penjualan korek api porno itu.(ar/ari)

Biota Laut Rusak Akibat Eksploitasi Perahu Gardan


Biota Laut Rusak Akibat Eksploitasi Perahu Gardan

Keindahan panorama di bawah laut di perairan seluruh Indonesia kini tampaknya sudah cukup memprihatinkan. Tidak terkecuali di perairan pantai di sekitar pinggiran Sletereng, yang sudah sekian lama mengalami kerusakan. Hal itu tampaknya banyak oknum pengusaha yang memanfaatkan keuntungan secara pribadi tanpa memikirkan pelestarian dan kelestarian panorama keindahan alam bawah laut.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Tabloid X-pose menyebutkan bahwa salah satu oknum pengusaha yang diduga meng-eksploitasi (memeras kekayaan alam) kekayaan alam bawah laut di Desa Sletreng tersebut yakni berinisial Arw (34), pemilik perahu garden yang juga warga Desa Sletreng tersebut selalu memanfaatkan kekayaan alam bawah laut demi keuntungan bisnis pribadinya, dengan cara menjual karang-karang dan terumbu karang ke Banyuwangi, dan di Banyuwangi ada seorang pengusaha yang mengekspornya ke luar negeri.

“Di Sletreng ini selalu setiap hari terjadi perusakan terumbu karang hanya gara-gara perahu garden milik pak Arw, dan dugaan lainnya yang memiliki usaha tersebut yaitu berinisial Mtw (37), Ram (39), Ysp (30), dan Er (40). Kelima orang tersebut semuanya memilki perahu garden yang selalu merusak biota laut dalam hal ini terumbu karang. Dan hasil terumbu karang tersebut dikumpulkan lalu dijual ke Banyuwangi dan dengan pengusaha di Banyuwangi itu di eksport lagi ke luar negeri, dan para pemilik perahu garden tersebut tampaknya hampir setiap hari mencari terumbu karang, dan hanya hari Jumat saja yang libur, mas,” ujar salah satu sumber valid kepada Tabloid X-pose yang enggan dikorankan namanya beberapa waktu lalu.

Sedangkan ketika Tabloid X-pose berupaya mengkonfirmasikan seputar hal tersebut kepada salah satu warga Sletreng, Sukarto (43) yang sering didatangi oknum pejabat terkait mengatakan,”Kalau saya hanya bapaknya, ndak tahu apa-apa, mas. Yang punya bisnis itu hanya anak saya, sedangkan anak saya sekarang ada di kantornya. Memang benar saya dan anak saya sering mengirim salah satu terumbu karang ke Banyuwangi tapi itu Cuma terumbu karang yang kecil-kecil saja kok, mas. Seperti ini lo mas bentuknya,” ujar Sukarto sembari memberikan contoh salah satu terumbu karang yang dikirim kepada seorang pengusaha di Banyuwangi beberapa waktu lalu.

Mengenai kerusakan Biota Laut seperti terumbu karang, menerut Ir.I made Yudriksa kepala staf tata usaha (Ka T.U) Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo, itu sangat berpengaruh sekali terhadap pertumbuhan perikanan di wilayah khususnya dikawasan pesisir Situbondo, karena batu karang yang ada didasar laut adalah tempatnya para ikan-ikan berkembang biak, sehingga bila trumbu karang itu musnah para ikan yang ada akan kabur karena lautan tersebut menjadi panas, dan itu sudah jelas sangat merugikan para nelayan tradisional di kawasan pesisir pantai utara Situbondo, dan ini sangat perlu mendapat perhatian yang serius dari Dinas terkait tentang kelestarian lautan yang sudah terancam akibat ulah para pengusaha illegal yang tidak pernah memperhatikan lingkungan, karna dengan musnahnya trumbu karang saat ini. Sementara itu ketika Tabloid X-pose mengkonfirmasikan seputar hal itu kepada Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Situbondo, AKBPRudy Kristantyo mengatakan,”Jika tidak ada barang buktinya repot itu mas, sampeyan tunjukkan aja dulu barang buktinya baru kami berani bertindak,” ujar Kapolres Situbondo, Rudi Kristantyo kepada Tabloid X-pose di ruang kerjanya beberapa wkatu lalu. (ans/novi)


HUMANIORA

Kisah Keseharian Zaenal & Keluarga
Menambal Kebutuhan Hidup Bersama Roda-roda Dengan Mata Hati
 
Krisis di negeri ini yang selalu berkelanjutan dan terjadi di semua
lini kehidupan ini tidak membuat salah satu anggota warga negara
Indonesia yang bernama Zaenal ini terbawa arus persaiangan hidup yang
ketat. Yah, sesosok Zaenal di usianya yang 35 tahun itu juga tidak
pernah pupus semangat hidupnya hanya karena salah satu panca inderanya
tidak lagi berfungsi secara sempurna tersebut, lalu bertopang dagu
atau berpangku tangan kepada orang lain. Bahkan meminta-minta, bagi
Zaenal adalah pekerjaan yang sangat hina. Pria beranak satu ini
kesehariannya selalu akrab dengan roda-roda yang membutuhkan jasa
dirinya. Meski tergolong tuna netra karena penglihatannya tidak
berfungsi lagi, Zaenal dengan semangat mudanya mampu menyekolahkan
anaknya yang kini masih duduk di bangku kelas IV SD Negeri. Sebagai
seorang suami dari wanita berusia 27 tahun yang bernama Misyani,
Zaenal pun tidak pernah melalaikan kewajibannya dalam memberikan
nafkah lahir dan batin, kendati penghasilan dari profesinya sebagai
penambal ban di tepi jalan raya Traktakan itu tergolong pendapatan
orang-orang di bawah garis kemiskinan, alias pas-pasan. Meskipun
demikian, kehidupan Zaenal dan keluarganya tidak pernah mengalami
kekurangan, dan ada kebahagian yang dirasakan keluarga kecil tersebut.
Saat wartawan Tabloid X-pose menemuinya di bengkelnya yang kecil namun
asri, pria separuh baya dengan berbusana celana pendek dan kaos tak
berlengan itu mengatakan,"Ya lumayanlah, mas. Kalau kebutuhan hidup
sehari-hari bagi saya dan keluarga tidak pernah kekurangan sampai
sekarang ini. Dan saya tidak pernah menggantungkan kepada orang lain,
padahal dulu pernah ada serombongan orang-orang dari Dinas Sosial yang
sempat melihat-lihat usaha perbengkelan saya ini, mereka bilang akan
memberikan bantuan dana terhadap usaha saya ini, tapi setelah saya
tunggu-tunggu hingga detik ini belum ada juga bantuan mengucur turun,
jadi saya bukan berarti menagih janjipada mereka tapi cuma ingat saja
kok, dan semoga saja Dinas Sosial Bondowoso, Jawa Timur juga ingat,"
ujar Zaenal kepada Tabloid X-pose beberapa waktu lalu di tempat
bengkelnya di jalan raya Desa Traktakan. (kir/cip/ans)

ENTERTAINMENT


Reny Diisukan Mati, Goyang Petik Laut Mimbo

Upacara adat bagi masyarakat pesisir Pondok Mimbo, Desa Sumber Anyar, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, memang patut diacungi jempol.dalam acara petik laut di mimbo juga dihadiri oleh Kompol Gufron selaku Wakapolres Situbondo. Yang membuka acara selametan laut yang biasa disebut dengan petik laut itu, dengan kebijaksanaan kepala desa Sumber Anyar, kecamatan Banyu Putih Edi Harto (harto) juga mendatangkan artis yang asalnya dari kota gandrung banyuwangi,antara lain Reny Farida, yang dikenal dengan tembang Osingnya “Bokong Semox” Dian Ratih dan Mema. kedatangan ke tiga artis tersebut atas permintaan masyarakat setempat, perjalanan Reny untuk meretas karier didunia musik bisa dikatakan sangatlah singkat, gadis bernama lengkap Reny farida ini, dilahirkan dikota gandrung banyuwangi, 01 maret 1989, yang mana umur Reny sekarang masih 19 tahun. pada saat Wartawan X-pose mewancarai Reny diacara petik laut di Pondok Mimbo desa Sumber Anyar Kecamatan Banyu Putih, artis asal kota gandrung tersebut tidak banyak memberi penuturan kepada Wartawan Tabloid X-pose, pasalnya Reny masih belum bisa terlalu banyak berkomentar, dikarenakan kondisi Reny yang baru saja sembuh sakit.artis asal banyuwangi tersebut sempat dikabarkan kehilangan suaranya dan ada juga yang mengisukan Reny meninggal. kepiawaian Reny bernyanyi memang sudah teruji sepanjang manggung dari desa-desa, kota ke kota lain dipropensi jawa timur."munkin aja orang-orang yang mengabarkan Reny meninggal ataupun kehilangan suaranya itu,bagi orang yang tidak senang dengan bigitu cepatnya mencuat album Reny. dia memang sakit, saya pikir penyakit Reny wajar-wajar aja"papar kakak sekaligus manejer kepada Tabloid X-pose. setelah artis yang dijuluki bokong semok itu, berat badan Reny turun drastis sekali.berat badan Reny sebelum sakit 47 kg, dan sekarang berat badan Reny 35 kg. akan tetapi artis bokong semok ini tidak akan pernah menyerah begitu aja, bahkan isu miring yang ditujukan pada dirinya itu adalah bagian dari Gosip yang ditujukan pada dirinya, agar bias mendongkrak popularitasnya sebagai artis pendatang baru. (nov/kara)

Arsip Berita Klik disini

PROFIL X-POSE

Foto saya
Situbondo Jawa Timur, Email: xpose_news@yahoo.com, Indonesia
PENDIRI: PEMIMPIN REDAKSI / UMUM: ARI SYAMSUL ARIFIN. REDAKTUR PELAKSANA ONLINE: DIDIK BINTARA H. REPORTER: ANIES SEPTIVIRAWAN + CREW X-POSE