12 Januari, 2008

Opini & Religi

WANITA Penyebab HANCURNYA Kehidupan

Penulis: Mas Ari Hidayat Redaktur Pelaksana Tabloid X-pose

Seperti yang dituliskan dibeberapa sejarah kehidupan hingga tercapai sebuah kesimpulan Wanita mahluk terkuat di dunia tetapi dengan kekuatan itulah bukan hanya kaum adam yang akan jatuh repotasinya akan tetapi hingga kehidupan dunia ini akan juga musnah dengan sikap dan priaku wanita.

Dalam catatan sejarah kehidupan kesuksesan para kaum adam tidak lepas peran serta kaum hawa, juga kegagalan para kaum adam merupakan andil para kaum hawa, dimana jelas kita lihat dan kita dengar tidak sedikit para penguasa dan pengusaha sampai pada tokoh agama tenggelam repotasi kehidupannya hanya karena wanita.

Sampai sampai dalam sebuah gosip disetip media intertaiment didominasi kisah para kaum hawa, sebagai pemeran utama dalam sebuah persoaalan kehidupan yang terjadi pada para pelaku kehidupan ( Manusia , red ), alkisah seperti yang diceritakan banyak para penulis tentang kesuksesan presiden pertama kita Bung Karno sukses memerdekakan Indonesia berkat kesetiaan Fatmawati hingga Indonesia merdeka akan tetapi repotasi Bung Karno yang terkenal, dimana beliau berada disanalah pasti ada wanita baru disampingnya.

Hingga kehidupun yang terkenal modern ini para tokoh besar raib repotasi hanya karena kehadiran wanita lain disisinya, memang benar ALLAH tidak perna melarangnya dengan adanya wanita ketiga dalam kehidupan para kaum adam akan tetapi lihat latar belakang siapa wanita itu, tetapi dengan demikian siapapun dia wanita, tidak seorang Ibu, tidak seorang Istri ataupun seorang pelacurpun, Rasulullah S A W tidak membedakan seperti yang disabdakannya “ Al mar’atu imadududin “ atau “Wanita itu adalah tiang agama “ untuk itu ketika tiangnya hancur maka hancurlah kehidupan ini, maka dengan kondisi wanita saat ini diera modernisasi wanita sebagai pendomoinasi kehidupan, nyata tidak sedikit kehancuran telah terjadi pada kaum adam sebagai ujung tombak pelaku kehidupan.

Dan juga, dengan emansipasi tidak sedikit para kaum hawa menyalahi kondratnya hingga mengabaikan status sebagai Ibu rumah tangga, melupakan status sebagai istri pelayan suami, dalam artian sebagai pelabuhan sang suami dalam kelelahan, pelabuhan suami dalam kesusahan, pelabuhan suami tempat berbagi, akan tetapi status itu tidak lagi ada di era emansipasi ini hingga tidak sedikit mereka ( Wanita , red ) sibuk dengan urusan masing masing hingga suami harus berfikir sendiri yang ahirnya harus berbagi dengan wanita lain hanya karena emansipasi.

Jelas, dengan menyalahi kodrat dengan dalih emansipasi awal kehancuran kehidupan, bila mengacu pada Sabda Rasul wanita merupakan tiang kehidupan, maka hal itu tidak ditutup kemungkinan kehancuran pasti datang seprti pada modern ini kaehancuran mulai meraja lela dimana mana dari tokoh pemerintahan hingga pada tokoh agama karena sang tiang disibukkan dengan urusannya masing masing.

Bermula dengan kekuatan emansipasi urusan didapur dan disumur diserahkan pada pembantu, urusan anak diserahkan bebysiter hingga urusan kasurpun terabaikan karena sibuk dengan emansipasi, maka tidak ayal urusan kasurpun sang suami harus berpindah pada wanita yang masih belum mengenal emansipasi.

Maka pada konteks ini wanita selain terkuat didunia juga sebaliknya wanita penyebab hancurnya kehidupan, karena ALLAH juga menegaskan dalam Firmannya keutuhan akan terjaga apabila wanita mampu menjalankan ibadahnya dan keimananya sebagai kodratnya sampai ALLAH menegaskan “ WAHAFID FARJAHA” yang artinya ditekaankan pada kaum hawa untuk “ menjaga kehormatannya ” kalau hal itu tidak terjaga maka hancurlah dunia ini.

Bersama emansipasi inilah tidak sedikit para kaum hawa ini tidak bisa mempertahankan dan menjaga kehormatan, dengan sebuah prinsip kesamaan derajat hinggga melupakan kodrat sebagai seorang wanita yang tak perduli akan perintah sang suami dimana telah dijelaskan AR RIJALU KAUWAMUNA ALANNISA’ “laki laki sebagai pemimpin wanita “ hanya karena modern yang salah kapra, dengan demikin maka keutuhan tak terjaga lagi karena wanita sudah tidak lagi bisa menjaga ibadahnya karena kesibukannya sendiri sendiri sampai keormarmatanyapun terjual hanya karena ambisi menyamakan derajatat bahwa “ sayapun tanpa kalian kaum adam saya bisa hidup “ dalam artian dengan kemapuan mendatangkan hasil dan financial yang lebih dari penghasilan suami tidak perduli apa kata suami yang notabenenya sebagi pemimpin rumah tangga.

Dengan kesamaan derajat muncullah beberapa aturan yang diupayakan setara status sosialnya wanita dan laki laki, yang ujung ujungnya aturan tersebut jembatan yang memudahkan kehancuran kehidupan karena apapun status sosialnya kaum wanita tidak akan pernah sama dengan kaum laki laki, dalam suatu pernyataan Rasulullah pernah berpesan, “ Agar manusia senantiasa mempertimbangkan sendiri hidup ini atau sebagai seorang kelana ia harus ingat, bahwa suatu saat kelak ia pasti akan meninggal dunia yang fana ini “.

Semoga ALLAH mengampuni kesalahan dalam pemikiran dan penulisan ini, dan semoga bermamfa’at bagi pembaca.

Tidak ada komentar:

Arsip Berita Klik disini

PROFIL X-POSE

Foto saya
Situbondo Jawa Timur, Email: xpose_news@yahoo.com, Indonesia
PENDIRI: PEMIMPIN REDAKSI / UMUM: ARI SYAMSUL ARIFIN. REDAKTUR PELAKSANA ONLINE: DIDIK BINTARA H. REPORTER: ANIES SEPTIVIRAWAN + CREW X-POSE